Monday 28 July 2008

Headache...

Yesterday at church my fellow friend from Malaysia asked me, how does it feel to be a student again? I said that I was a little bit nervous about it since I already left school for almost 10 years now.

But today, I just got the answer: I FELT SICK AND GOT HEADACHE!! I just got emails from my program director refering the course materials for week 1. So many journals and references to read...oh..my God!!!

I Missed My Bus

Actually it is the stupid thing to be happened to any body but..unfortunately it happened to me this morning. I did tried to ride this bus a week ago before my class started. Just to confirm the schedule and time it takes to ride from home to my campus and most of all to learn how to use my bus ticket. Like any body else I would not want to be late at the first day at school especially when you missed the orientation day with your program director and just have a chance to communicate with him by email to enroll your class. Sighs!!

I did rejected my husband offer to drive me to the bus stop this morning so I can have more choices of busses to ride to the city. But - as I am always be a good wife, ha! - I rejected politely and said that I would get 30 minutes to do house chores before heading to my bus stop. No wonder he loves me so much. Ha! So just as predicted, the bus would be there at 09.00 am sharp so..I left home 08.53 am. And..I could see the bus just went pass me 1 minute before I could cross the road. Hiks..

I had to walk 10 minutes to catch another bus at another bus stop so I could get to my campus at the time. Luckily I did. I will not take for granted for this bus anymore. I promise myself to be at my bus stop at least 5 minutes before the schedule from now on.

Wednesday 23 July 2008

Dancing Queen

Lagu ini lagu yang paling gue suka di film Mamma Mia. Kenapa? Karena gue bisa liat dan mungkin juga menarik ceritanya ke diri gue sendiri. Ada saat tertentu kita jenuh dan lelah banget dengan hidup kita. Benar? Dan ada saatnya juga kita berharap kita orang lain? Benar? Yah..bersyukurlah kalo masih ada yang bisa menjawab nggak. Well, gue pada dasarnya adalah manusia biasa. Punya keinginan dan cita-cita. Heheh.. Jadi pas lagu ini dimainkan, gue hampir mo nangis.

Ceritanya si Donna bertemu dengan para lelaki yang pernah dekat dengan dirinya pada saat muda. Dan hal ini membuat dia sedih karena mengingatkan dia kembali atas kemalangan dan kepahitan masa mudanya yang seharusnya saat itu diisi dengan tawa dan kegembiraan, bukan? Bukan!!! Haha...

Nah, teman-temannya menghibur dengan lagu ini. Dan seluruh wanita di pulau itu juga menghentikan sejenak rutinitas hidupnya untuk 'having the time of the life'. Nonton, deh..mungkin lebih nangkap apa yang gue maksud. Click aja play di bawah ini, yah..

Dancing Queen - ABBA

You can dance, you can jive, having the time of your life
See that girl, watch that scene, dig in the dancing queen

Friday night and the lights are low
Looking out for the place to go
Where they play the right music, getting in the swing
You come in to look for a king
Anybody could be that guy
Night is young and the musics high
With a bit of rock music, everything is fine
Youre in the mood for a dance
And when you get the chance...

You are the dancing queen, young and sweet, only seventeen
Dancing queen, feel the beat from the tambourine
You can dance, you can jive, having the time of your life
See that girl, watch that scene, dig in the dancing queen

Youre a teaser, you turn em on
Leave them burning and then youre gone
Looking out for another, anyone will do
Youre in the mood for a dance
And when you get the chance...

You are the dancing queen, young and sweet, only seventeen
Dancing queen, feel the beat from the tambourine
You can dance, you can jive, having the time of your life
See that girl, watch that scene, dig in the dancing queen

Sunday 20 July 2008

The Art for Being a Woman

Hari jumat malam kita nyewa DVDs dari Blockbuster dan ada satu film 1night new release yang diambil berjudul : The Other Boleyin Girl. Yang menarik adalah kalimat yang diucapkan ibu dari 2 gadis Boleyins ini . Katanya, "See how they achieve what they want from their men, not by stamping their little feet, but by allowing the men to believe that they are indeed in charge. That is the art of being a woman."

Wah..udah tentu suami gue langsung komentar, 'Dengr tuh, ma. Kayak gitu tuh..jadi perempuan.'

hehe..iya, deh.

Saturday 19 July 2008

I Have a Dream Lyric

Lagu ini adalah lagu penutup di film Mamma Mia. Akhirnya Sophie tidak jadi menikah dan memutuskan bersama dengan tunangannya untuk meinggalkan pulai dan melihat 'dunia'. Yah..mereka masih muda dan masih punya banyak impian yang ingin dicapai.

Liriknya:

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
Ill cross the stream - I have a dream

I have a dream, a fantasy
To help me through reality
And my destination makes it worth the while
Pushing through the darkness still another mile
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
Ill cross the stream - I have a dream
Ill cross the stream - I have a dream

I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in angels
Something good in everything I see
I believe in angels
When I know the time is right for me
Ill cross the stream - I have a dream
Ill cross the stream - I have a dream

Friday 18 July 2008

Beberapa Restaurant Indonesia

Sekedar info tambahan untuk rumah makan Indonesia:

Indocafe
Waldorf Apartments
Grnd Flr London CT, CANBERRA, ACT 2601

Pondok Bali
310 Pulteney Street, ADELAIDE
Ph: 08 8232 0588

Di Melbourne:
1. Es Teler 77
319 Swanston Street, Melbourne, VIC 3000

2. Nelayan
265 Swanston St, Melbourne, VIC 3000

3. Sate Square
354 Clayton Road, Clayton 3168

4. Agung
789 Glenferrie Road, Hawthorn, VIC 3122

5. Indosari Restaurant
1165 Glenhuntly Road, Glenhuntly, VIC 3163

6. The Uleg
312 Sydney Road, Brunswick, VIC 3056

Thursday 17 July 2008

Winter Holiday - Day 10


View Larger Map

Perjalanan pulang dari Melbourne diperkirakan sejauh 746 km. Jadi pagi-pagi semua udah bangun dan bersiap-siap pulang dan jam 09.00 AM kami udah berangkat dari hotel.
Break sekitar pukul 10.00 di ga jauh dari Ballarat dan tukar driver. Suami gue kecapean, katanya. Yah..ga apa meskipun agak deg-degan soalnya SIM international gue udah expired tgl. 9 July dan SIM Indonesia gue belum ditranslasi ke Inggris. Yah, mudah-mudahan ga ada problem asal..ngikuti speed limitnya aja, khan?
Setelah sekitar 3 jam kita sampe di Horsham dan gue ngeliat rumah makan China dan kita mampir buat makan siang. Horsham adalah salah satu kota yang lumayan banyak dikunjungi turis juga karena sekitarnya banyak wineries. Di kota sebelumnya gue ngeliar cellar door-nya Seppelt. Tapi karena ga ada waktu buat mampir-mampir lagi, yah..ga dimampiri. Hiks..
Ternyata masakan di Toy Garden Restaurant itu juga enak banget. Ga tahu apa gue udah lapar banget, yah? Soalnya emang udah jam 14.00-an, sih.. Trus..karena kita ganti driver lagi, gue order Muscat wine. Di kasih red wine dan enak banget. Gue sampe minta liatin botolnya supaya bisa nyari di Adelaide. hehe.. Setelah segaran dikit, kita berangkat lagi pulang.
Sekita jam 19.00 akhirnya sampe juga di rumah setelah sebelumnya mampir di drive through KFC buat beli ayam ajah. Soalnya gue ga mampu lagi masak buat makan malam. Kalo cuma menanak nasi, sih..okay.
Yah, akhirnya sampe juga di rumah dan tahu bakal banyak cucian dan setrikaan, niy.. Hiks..

Wednesday 16 July 2008

Winter Holiday - Day 9


View Larger Map

Hari kita berangkat dari hotel pukul 08.00 am supaya bisa kekejar ambil passport suami gue di keduataan di Canberra. Kita berhasil sampe di Canberra pukul 11.00 am dan ketemu sempat ngobrol-ngobrol sebentar dan langsung menuju Chinatown buat cari makan dulu sebelum berangkat lagi ke Melbourne.


View Larger Map

Pukul 12.30 PM akhirnya kita berhasil keluar dari Canberra dan langsung menuju Melbourne. Perjalanan diperkirakan sejauh 665 km jadi kayaknya sampe agak malam, niy.. Padahal rencana gue awalnya adalah pulang dengan arah yang sama. Tapi kayaknya suami gue ga gitu convinient dan kebetulan juga Brian keukeuh pengan makan di Es Teler 77 yang udah tutup di Sydney itu.

Kita tiba di Kota Melbourne sekitar pukul 19.00. Setelah nyari parkir, langsung jalan menuju Swanston Street. Lumayanlah..makan juga di tempat yang diinginkan Brian. Sekitar jam 21.00 berangkat lagi ke hotel di daerah Yarra River buat istirahat malam ini.

Tuesday 15 July 2008

Rumah Makan Indonesia di Sydney

dari pengalaman gue, sih..waktu mau ke Sydney coba nyari2 rumah makan Indonesia. Yah, ini ada beberapa daftarnya - mungkin belum lengkap. Tapi mudah-mudahan bisa ngebantu kalo2 ada yang nyari, yah..

Beberapa rumah makan diantaranya:

Di Anzac Parade, Kingsford:
1. Shallom – ayam bumbu rujak dan beberapa penganan kecil.
2. Ayam Goreng 99 – ini banyak yang ngerekomendasikan. Katanya Ayam bakarnya
enak. Tapi dia tutup Senin dan Selasa jadi gue belum pernah nyoba.
464 Anzac Parade, Kingsford 2032
3. Ratu Sari – selisih 1 toko dari Ayam Bakar 99. Senin juga tutup
4. Fajar
5. Ayam Goreng Jakarta – hari Selasa (Juli 15, 2008 buka terakhir)
6. Nasi Goreng – sauce ayam sere dan sambal pecel lele-nya enak banget.
7. Rosebery Martabak – jual martabak, pempek, soto.
341A Anzac Parade, Kingsford, NSW 2032
8. Pinangsia Noodle – tutup Senin, Selasa dan Kamis, jadi belum nyoba. Hiks..
319 Anzac Parade, Kingsford, NSW 2032

Betawi – Indonesian Restaurant
Suite 304, 116 – 132 Maroubra Road, Maroubra 2035
Di bawah Newington Tower
Tutup : Minggu

Mie Kocok Bandung
Shop 1, 108 Maroubra Road, Maroubra 2035
Di bawah Panorama Apartment
Tutup : Senin

Maroubra Hot Plate (cabang Along Pecenongan)
167B Maroubra Road, Maroubra, NSW
Tutup : Selasa

Padang
Eating World Food Court
Shop 203, Harbour Plaza
25 – 29 Dixon Street, Chinatown 2000

Aneka Soto
1/710 Botany Road, Mascot 2020
Tutup : Kamis

Tenda – bakmi dan sate
375 Sussex Street, Sydney, NSW
Tutup : Senin

Yah..baru segitu dapatnya tapi lumayan buat yang kangen makanan Indonesia. Mudah-mudahan bermanfaat.

Winter Holiday - Day 8

Sebenarnya hari ini adalah jadwal kita pergi dari Sydney. Tapi karena ternyata banyak yang masih harus dilihat, suami gue nganjuri supaya perpanjang satu malam lagi. Sesuai rencana hari kita jalan di luar CBD. Lagian pembukaan acara World Youth Day sudah dimulai dan penutupan jalan juga dimulai hari ini. Sebelum berangkat sempati nanya ke Reception jalan2 mana aja yang ditutup. Dan dia ngeprint 3 lembar official informasi ttg penutupan jalan hari ini, yah..kayaknya hampir semua. Jadi lupain rencana lewati CBD untuk masuk ke Sydney Harbour Bridge (SHB). Kita cari alternative jalan dari pinggir dan tetap bisa lewat ke SHB untuk tujuan ke Manly Beach.

Sampe di Manly udah pukul 11.00 jadi hampir cari-cari posisi yang enak buat anak-anak main pasir, gue nyari makanan. Ga jauh dari pantainya ada rumah makan Fish and Chips yang ngakunya the best Fish and chips in town versinya Sydney Morning Herald. Hehe.. Yang punya sepasang suami istri yang udah berumur. Sempat gue Tanya apa benar ini yang paling enak in town? Dia jawab dengan tersenyum, “Yes, it is!” Hehe.. Gue pesan 1 fish and chips (yang ini mereka pake ikan cod), trus calamari and chips (gilaa…calamarinya gede-gede banget) trus..fried snapper and chips (emang benar…snappernya segar dan enak banget, deh).

Abis makan, kita jalan menuju wharf mo ngunjungi Oceanworld-nya. Sebenarnya ga gitu gede, sih..trus dengan harga masuknya, yah..mending ga usah, deh.. Tapi karena anak-anak udah kadung dibatali ke Sydney Aquariumnya, yah..terpaksa masuk. Yah…ga nyampe 1 jam juga udah kelar keliling2nya.

Dari Oceanworld kita mampir dulu ke warung internet di sekitar itu. Soalnya rencana pulang agak berubah, niy..anak-anak pengen lewat Melbourne. Untung gue Cuma booking hotel sampe Sydney aja, jadi ga ada yang perlu dibatalkan. Setelah cek hotel di Melbourne baru mulai cari peta pulang dari Google. Besok kita juga mesti lewati Canberra untuk ambil passport suami gue. Tadi pagi udah ditelpon dan katanya sudah selesai. Setelah semua bahan-bahan yang dibutuhkan dibook dan diprint, oh ya termasuk biaya bayar citylink di Melbourne mulai besok selama 24 jam, kita balik ke mobil untuk ngunjungi tempat lain. Btw, daerah Manly itu bagus banget. Kalo kata suami gue kayak Monaco.

Dari Manly kita menuju Bondi Beach. Sempat nyasar sebentar karena kelewatan exit-nya jadi mesti muter lagi. Duhh…gue kapoklah bawa mobil di Sydney. Jalan-jalannya susah banget. Sampe di Bondi Beach kekesalan gara-gara nyasar agak terobati. Anak-anak senang banget bisa main lagi di pantai. Sampe celana terpaksa dibuka dan Cuma pakai celana dalam ajah. Hehe.. Heran, deh..padahal winter tapi orang masih banyak pake celana pendek dan main2 di pantai juga surfing.

Dari Bondi udah pukul 17.30 jadi kayak pas banget kalo langsung ke Kingsford untuk makan malam. Nyari-nyari rumah makan, akhirnya pilihan kali ini jatuh ke Ayam Goreng Jakarta. Ayam gorengnya lumayan enak, meskipun potongannya gede-gede banget, bakmi gorengnya juga. Tapi ikan goring snappernya agak amis. Ngeselin banget. Tapi ternyata hari ini adalah hari terakhir mereka buka karena besok udah tutup selamanya. Katanya pemiliknya balik ke Indonesia.

Setelah makan kita balik ke hotel. Gue sempati ngerapiin barang soalnya besok mesti pergi jam 08.00 supaya kekejar semua urusan. Koper2 udah dimasuki ke dalam mobil. Yang tinggal Cuma tas tenteng buat nanti dibawa turun di Melbourne. Yah, kayaknya harus istirahat cukup karena besok udah jalan jauh lagi.

Monday 14 July 2008

Winter Holiday - Day 7

Kita mulai berangkat dari hotel sekitar pukul 11.00. Biasa…my mistake. Hehe.. Jadi rencananya diubah dengan tujuan makan siang dulu di Kingsford. Biar dosa gue ga banyak-banyak amat, lah.. Tadinya dengan perasaan deg-degan kuatir ga bakal nyampe atau malah nyasar dengan berpegang dengan informasi dari google aja, niy..ternyata berhasil! Kita sampe di Kingsford tanpa mengalami peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Tapi…nah ada tapinya, rumah makan Indonesia banyak yang tutup hari Senin dan masih ada juga yang tutup sampe Selasa. Begitu juga rumah makan Ayam Bakar 99 yang merupakan rekomendasi kedutaan ternyata tutup Senin dan Selasa. Yah, kayaknya ga rezeki kita nyicipi keenakan ayam bakarnya, nih..

Setelah ketemu Bapak penjual copy service di situ dan nanya2 tentang rumah makan Indonesia yang terutama Es Teler 77, baru dapat info kalo rata-rata rumah makan pada buka pukul 12.00. Juga baru keliatan papan Es Teler 77 ga gitu jauh dari copy center itu dan ternyata udah tutup karena katanya ga laku. Padahal di Melbourne toko ini lumayan sukses, deh.

Akhirnya nemu rumah makan Indonesia yang udah buka dan kita makan di situ. Terus terang…ga gitu enak, euy.. Hahaha..enakan masakan gue. Hehe.. Tapi sudahlah..namanya juga berkangen ria. Dari situ setelah nanya arah ke CBD, kita berangkat lagi. Untungnya World Youth Day baru dimulai tgl. 15 jadi jalan-jalan pada belum ditutup jadi kita masih bisa ke CBD lewat jalan normal. Hehe..emang ada jalan yang ga normal, yah? Syukurnya lagi di CBD kita dapat parkir, meskipun sedikit mahal dibanding dengan Adelaide, sekitar AU $ 4.10/hour dengan maksimal 4 jam. Kalo parkir ke gedung di sebelahnya, mau nangis deh…masa bisa sampe AU $ 40 – an untuk 3 jam? Jadi udah diwanti-wanti buat jalan keliling CBD hanya boleh selama 3.5 jam. Dan 30 menit yang sisa buat jalan kembali ke mobil.

Yah, jalurnya udah tahu lah.. Ngelewati state library dulu, trus..masuk ke Botany Garden. Nah..dari taman itu menyusuri pinggirannya menuju Sydney Opera House biar anak2 ga penasaran cuma ngebayangi dari buku. Anak-anak atau gue, yah? Hehe…

Sampe di SOH orang-orang udah pada rame banget. Yah..banyakan pengunjung dari negara-negara yang ikutan untuk acara World Youth Day. Masing-masing jalan dengan kontingennya dengan membawa benderan masing-masing. Brian mulai nyari-nyari mana yang bawa bendera Indonesia. Nah..sampe akhirnya ketemu pada saat kita lagi duduk2 kecapean. Mereka lewat di depan dengan make bendera-bendera kecil di kepalanya. Trus..kita sapa dan minta foto bareng. Haha..norak banget, yah? Tapi anak-anak gue pada senang meskipun awalnya malu2.

Dari SOH karena udah kecapean kita memutuskan jalan ke Chinatown dengan naik train. Setelah berbingung-bingung ria bagaimana cara membeli tiketnya – maklum orang ndeso, hehe.. – akhirnya ada laki-laki yang ngasih tahu cara beli di ticket machine-nya. Pas gue mo beli tiket untuk anak2, eh..dia bilang ga perlu. Katanya anak2 boleh lewat aja, koq. Loh, gue bingung juga. Yah, udah dengan membawa 2 tiket dewasa, kita berlima ngelewati mesin pengecek tiketnya and guess what..we passed! Unbelievable! Hehe.. Setelah itu bingung untuk naik platform ke kiri or ke kanan. Trus..karena tiketnya warna hijau jadi kita pinter-pinteran naik ke tangga yang ada warna hijaunya. Trus..liat jadwal kea rah Central dan ternyata ada! Wah, ga sia-sia ternyata sekolah selama ini jadi daya analisanya lumayan jalan. Hehe.. setelah nunggu beberapa menit, datanglah train. Train-nya bertingkat, loh! Langsung aja anak2 gue naik ke atas soalnya ga pernah naik train di tingkat atas. MRT di Singapore aja cuma 1 tingkat, khan?

Sampe di Central kita jalan ke Chinatown. Pengen liat-liat aja gimana Chinatown-nya. Duh..orang pada rame banget. Gue bilang ke suami gue kalo gue ga bakal survive kalo mesti tinggal di Sydney, deh. Crowded banget!!

Dari Chinatown kita balik ke City Center naik monorail. Bukan kenapa-kenapa tapi Cuma pengen ajah. Ariel itu khan doyan banget dengan transportasi jadi pengen nyoba trus..didukung juga ama Papanya. Yah, komplitlah. Nah, pas beli tiketnya, gue ambil yang family, single way ternyata harganya mahal, euy.. Masa bisa AU $ 19.20? Buat teman-teman, meskipun pengen naik monorail, usahain jangan yah.. kecuali kalo lagi ngidam. Hehe..

Akhirnya kita sampe kembali di mobil kita dan ngecek mesin parkirnya masih ada sisa 10 menit. Yah, lumayan.. Dari CBD kita meluncur lagi kea rah Kingsford buat makan malam dulu. Emang udah direncanin buat nyicipi rumah makan Indonesia di Sydney, nih. Haha..

Sambil nunggu pesanan martabak manis dan pempek buat dibawa pulang, gue mampir ke Supermarket yang dikasih tahu banyak jual bahan makanan Indonesia. Gue bisa beli bumbu Munik yang Sate Padang – yang ga ada di Adelaide -, momogi, coklat Silver Queen – my favourite -, minyak kayu putih – buat nambah stocks di rumah -, juga minyak tawon buat pijat2. Haha.. Setelah itu cari makan malam di rumah makan Nasi Goreng dan pesan Pecel Lele dan Ayam Sere. Duh…pesanan kita emang yang segar yang dimasak dulu tapi masaknya itu, loh..luaammmaaa banget. Tapi worth banget karena sauce tomat dan sambelnya uueeennnnaakkkk tenan. Haha..

Sekitar jam 19.00 kita udah berangkat lagi ke hotel. Nyampe dan ngecek email terakhir sebelum habis masa 24 jam-nya. Sekalian nyari info dan rute buat besok. Rencananya besok tujuannya ke pinggiran Sydney, yaitu Manly dan Bondi Beach. Ariel udah semangat banget ke Manly karena bakal ngelewati Sydney Bridge. Mudah2an arah ke sana belum detour, yah..

Sunday 13 July 2008

Winter Holiday - Day 6



Pagi ini gue bangun dengan badan pegal-pegal. Terutama daerah sekitar lengan, tuh. Soalnya ngangkat papan ski anak2 sejauh hhmmm...apa ada sampe 500 meter, yah? Hehe..soalnya parkirnya khan jauh, tuh. Tambah lagi Nathan dan Brian udah bilang cape duluan padahal udah janji supaya masing-masing urus papannya masing-masing. Hiks..tapi apa daya, baru aja jalan beberapa langkah udah bilang capek. Jadi terpaksa dibagi, gue angkat papan Nathan dan suami gue angkat papannya Brian. Lumayan, jee...soalnya termasuk poles-nya juga sepasang. Belum lagi dengan sepatu boot-nya yang buat kita jalan kayak robot. Hiks..sampe ada ibu2 yang lewat bilang, 'Good luck with your walks. It is a long way to the center.' Huaaa.... Yah, kayaknya lemak di tangan gue kayaknya udah berkurang beberapa kilo, koq. hehe..

Anyway dan mandi gue langsung beres-beres pakaian. Semua koper udah siap pukul 09.00 pada saat kita mo sarapan. Hebat gue, yah??? Abis sarapan 09.30 am sebelum naik ke kamar lagi buat ambil barang, gue sekalian check out. Setelah nyusun barang2 di mobil, kita sempati foto-foto di Lake Jindabyne di depan hotel. Dingin, euy...tapi banyak juga yang bawa anak2 dan pets-nya jalan. Setelah puas main dulu, kita mulai berangkat menuju Sydney. Perjalanan diperkirakan sejauh 450 km yang kemungkinan ditempuh selama hampir 6 jam.

Sesuai janji dengan teman dari Batam yang lagi datang ngejenguk anaknya di Sydney, kita mampir dulu ke apartemennya. Mereka tinggal di Wiley Park. Nyempati ngobrol bentar sekalian nyicipi martabak asin buatan si ibu. Ennnaakkk.... Sebelum jam 17.00 kita udah mo berangkat lagi, takut udah gelap padahal mesti cari2 jalan ke hotelnya. Ini Sydney, bo' yang jalan2nya agak annoying (ini kata yang tepat menurut anak gue, Ariel. hehe..). Yah, gue ngerasa ga nyaman aja karena belum familiar.

Akhirnya jam 18.00 kita udah sampe kamar. Leganya... Abis itu keluar lagi buat cari makan. Tadinya pengen ke daerah Kensington dan Kingsford yang banyak orang Indonesianya tapi karena ga ada peta jadi harus nyari peta dulu. Akhirnya si peta baru dapat agak malam jadi kita mutusin makan aja di Newton. Daerahnya lumayan banyak pilihan untuk makanan Asia juga, koq. Tapi Es Teler 77 idaman Brian terpaksa ditunda sampe besok, deh. Mudah-mudahan besok bisa ketemu.

Malam ini sampe kembali ke kamar, baru deh..bisa online lagi. Makanya journal hari ke-4, 5 dan ke-6 semuanya baru di upload sekalian. Hehe..ga apa, yah??

Saturday 12 July 2008

Winter Holiday - Day 5


View Larger Map

Pagi ini gue bangun agak cepat. Soalnya tidurnya ga nyaman banget. Orang2 rame banget sampe tengah malam jadi tidur gue agak keganggu. Dan dari jam 06.00 orang2 juga udah mulai ribut di hall. Biasa lah..namanya liburan dan juga di ski resort jadi mereka pengen buru-buru ke gunung. Setelah dengan susah payah ngebangunin anggota, baru deh..bisa turun buat sarapan pukul 08.45. Padahal gue udah bilang kalo at least pukul 09.00 udah harus berangkat dari penginapan. Apa daya…tangan tak sampai. Hiks..

Setelah sarapan sekitar pukul 10.00 mulai cari toko buat sewa peralatan ski. Banyak banget yang sediain di sekitar penginapan jadi kita jalan kaki aja. Kita masuk ke satu toko dan kayaknya harganya lumayan miring, deh. Oh ya, sebenarnya di Perisher juga nyewain tapi harganya agak mahal dan kalo kita bisa dapat di kota harga tiap toko khan bersaing tuh, jadi lebih murah. Nah..di tempat itu kita sewa pants/parka karena celana kita-kita ga ada yang waterproof, trus..helmet (ini mandatory buat anak-anak), ski-poles-and boots. Kalo google harus beli karena mereka ga sewain. Trus..kita juga harus informsikan kalo kita ini first timers on skiing jadi akan dicariin peralatan yang lebih ringan. Ada deh..tabelnya ama mereka. Termasuk juga kita ditimbang berat badannya. Ga lupa juga nyewa toboggan. Hehe.. Karena nyewanya banyak banget dikasih diskon deh 15% dengan tokonya. Lumayan jee… Oh ya, buat nyewa boleh lebih dari 1 hari dan kalo nyewa lebih dari 1 hari malah jatuhnya lebih murah, tuh. Untuk semua informasi tentang safety di daerah dingin/salju bisa diliat di site-nya Perisher, koq atau juga click aja yang ini.

Setelah got organized – nyampe juga 1 jam, loh..soalnya mesti ngepasin pants, boots, belajar cara makenya, dll – kita berangkat ke Perisher Valley. Sampe di sana, seperti yang sudah gue duga, parkir penuh. Sampe banyak yang parkir di pinggir jalan. Akhirnya suami gue bilang kita turun duluan aja buat main toboggan dulu dan dia cari parkir. Karena waktunya mepet banget dan bolak-balik ke mobil buat ganti sepatu dan ambil peralatan ski bisa sampe 45 menit, yah..kita telat ketemu instruktur ski-nya. Tapi dia masih nunggu, koq. Akhirnya kita mulai belajar ski pukul 13.20 (20 menit telat dari yang seharusnya).

Pertama-tama kita diajari cara makein boots ke papan ski dan cara ngelepasinya lagi. Terus mulai masang di satu kaki dulu dan coba jalan. Hehe..susah juga. Trus..gantian ke kaki yang satu lagi. Oh ya, papan ski itu ga ada kanan dan kirinya tapi yang pasti ada depan belakangnya, loh. Baru kemudian kedua kaki dipakein papan skis. Untuk anak-anak ga perlu pake poles jadi mereka udah langsung belajar dengan menggerakkan badannya aja. Kita mulai belajar meluncur, berhenti, belok dan mendaki. Capek juga. Setelah 30 menit, suami gue nyerah. Tiga puluh menit kemudian, Brian juga ga mau lagi. Jadi cuma tinggal 3 survivors. Haha..

Setelah lumayan bisa ngendaliin ski-nya, kita naik ke magic carpet sejenis conveyor yang bisa bawa kita ke luncuran agak tinggi. Belum naik lift, loh.. Ternyata salju di tempat itu lebih padat dan licin, jadi ngeluncurnya agak cepat. Ngeliat luncuran agak cepat gitu, Brian mulai agak excited lagi dan dia minta ikutan. Jadi akhirnya kami ber-4 lagi.
Ga terasa 2.5 jam udah berlalu, lumayan capek tapi senang karena mulai bisa menikmatinya. Si intruktur, Manuela, nanya apa besok masih main lagi. Gue bilang nggak, soalnya udah rencana akan berangkat ke Sydney. Dia bilang, ga apa tapi usahakan untuk tetap berlatih karena basic-nya udah bisa. Dia bilang kalo tambah 1 hari lagi pasti sudah bisa naik lift-nya. Iya, sih..itu juga rencana gue untuk ambil 2 hari awalnya. Mudah-mudahan tahun depan masih bisa, yah?

Pukul 16.30 kita mulai jalan pulang ke Jindabyne lagi. Sekalian cari makan – kita sampe skip makan siang, loh.. Setelah makan, kita ngembaliin semua peralatan yang disewa dan sampe di kamar lagi pukul 18.30. Cape banget, sih..tapi juga senang banget juga. Gue dan anak2 sangat menikmati main ski dan absolutely akan balik lagi kalo ada kesempatan. Mudah-mudahan suami gue mau juga berusaha menyukai skiing, soalnya we love it already.


Friday 11 July 2008

Winter Holiday - Day 4





View Larger Map

Hari ini semua bangun agak telat. Soalnya pada kecapean, ngkali ya? Jadi yang rencananya mo berangkat pagi supaya kekejar dapat 1 lesson skiing hari ini bakal buyar, deh.. Lagian gue juga harus check emails buat ngeliat jadwal mata kuliah untuk semester ini supaya bisa enroll class. Hehe..jadi sebagian kayaknya salah gue, sih..

Finally, kita baru berangkat dari hotel pukul 11.00. Jauh banget dah..dari rencana. Tapi, ga apa, sih…namanya juga liburan, yah..hal-hal yang ga terduga kayak gini memang udah harus bisa diterima. Tujuan hari ini adalah ke Snowy Mountain dengan jarak tempuh 178 km. Rencana awal, sih..pengen dapat juga les ski supaya bisa dilanjuti dengan besok, jadi pulang liburan udah pada jadi pakar. Tapi karena suami gue bilang ga perlu booking dulu, soalnya belum tentu anak2 juga suka - soalnya dia ga suka, tuh - hehe..jadi emang gue belum booking lesson-nya. Pengen liat juga gimana suasana di sana dan gimana antusiasnya anak2 dengan salju. Soalnya ini pertama kali buat mereka, khan?

Sepanjang jalan rame banget ketemu orang2 yang memang mo skiing. Mobil2nya banyak yang sekalian bawa peralatan ski. Nah, karena masuk ke kota Cooma udah hampir pukul 12.00pm dan Ariel juga ingati Papanya supaya isi bensin, jadi kita sekalian singgah buat makan siang. Duh..rame banget, deh.. Kita makan di rumah makan China dan pulangnya beli take away KFC sekalian buat malam. Gila..antrinya panjang banget! Di Cooma juga udah banyak toko-toko yang mulai menyewakan peralatan ski dan wheel chains. Untuk mobil yang 2WD (wheel drive) diwajibkan membawa wheel chain (rantai mobil) untuk persiapan jalanan yang licin di pegunungan nanti. Kalo ada pemeriksaan ternyata ga bawa, didenda AU $300. Untuk kendaraan 4WD ga wajib. Nah, karena kendaraan kita kebetulan 4WD, jadi kita ga perlu sewa lagi.

Nyampe di Jindabyne (cara bacanya : jindabain) ternyata udah jam 14.30 jadi mo nyoba check-in ke penginapan dulu supaya bisa tinggali barang. Oh ya, Jindabyne itu ternyata indah banget, loh. Ada danaunya dan kebetulan penginapan yang bakal kita tinggali menghadap danau. Duh..keren banget, deh. Untung juga udah booking penginapannya jauh2 hari karena ada juga beberapa orang yang datang nyari kamar tapi udah ga ada lagi.

Oh ya, untuk survey tentang Snowy Mountain ini gue suka masuk ke web-nya Perisher atau juga bisa ke Snow Holidays. Untuk peak season kayak gini, umumnya mereka hanya mo terima 2 night, 5 nights dan 7 nights reservations. Jadi karena kita cuma 2 malam aja terpaksa ambil yang weekend karena cuma untuk weekend yang ada 2 nights-nya. Dan untuk winter umumnya semua penginapan menyediakan sarapan pagi yang sudah termasuk diharga kamarnya. Jadinya memang agak mahal. Tadinya karena penginapan di gunung sudah penuh dan dapat kamar available dengan harga yang lumayan miring yah..di Banjo Paterson Inn. Tapi ternyata untung banget karena di pusat kotanya jadi mo ke supermarket, cari makan China juga cuma a walk away. Hehe.. Setelah masuki barang kita berangkat lagi ke Perisher Valey buat liat snowsport school-nya. Tapi sebelumnya mampir dulu ke Visitor Center buat dapati semua informasinya.

Untuk masuk ke Kosciuszko National Park harus bayar dan untuk 24 jam sekitar AU $ 27. Kita ambil yang itu supaya bisa sampe besok. Sampe di Perisher Center udah pukul 16.30 dan orang-orang sebenarnya udah mulai berpulangan. Jadi buru-buru nyari counter-nya dan daftar untuk besok. Gue ambil Family Private Lesson untuk 2.5 jam. Sebenarnya harganya up to 4 persons tapi Nathan bolehlah dianggap anak bawang. Lagian pasti juga enti ada yang nyerah. Hehe..

Setelah itu kita pulang dan salju mulai turun jadi sebelum keluar dari tempat parkir, para petugasnya ngasih nasehat : drive slowly, do not make any sudden moves or turns and try not to hit the break and if you have to do it, break slowly. Nah..setelah yes..yes..and ok and thank you, baru kita maju pelan-pelan ngikuti mobil2 di depan. Merayap, euy..

Akhirnya sampe di kamar lagi dan siap2 untuk tidur untuk acara besok. Cihhhuuyy…

Thursday 10 July 2008

Lapor Diri ke Kedutaan

Sebenarnya rencana lapor diri memang udah lama direncanakan. Soalnya pengelaman dari gue tinggal di US dulu lumayan bermanfaat. Apalagi sekarang ada anak-anak yang mesti dipikirin. Yang menjadi concern paling utama adalah gimana sekolah anak-anak gue ga akan terganggu kalo ternyata nanti balik lagi ke Indonesia. Terutama buat Ariel - anak gue paling gede - yang sebenarnya dibawa pindah dari Indonesia saat dia kelas 6 SD. Emang tanggung banget, khan? Apalagi saat itu dia memasuki ujian nasional. Emang pilihannya berat, tapi suami dan gue ngerasa membawa dia bersama-sama adalah yang terbaik daripada dititip ke neneknya atau saudara. Yah, siapa lagi yang bisa ngasuh anaknya lebih baik kalo bukan orang tuanya sendiri, khan? Yah..ini pendapat gue mungkin tiap keluarga memiliki perspektif yang berbeda-beda.

Karena kasus Ariel inilah membuat gue sempat mendatangi Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta. Setelah sebelumnya mencoba menghubungi kedutaan di Canberra menanyakan apa ada kemungkinan melakukan ujian nasional SD di Australia. Dari Depdiknas disarankan untuk membuat surat pindah dengan mengisi form yang mereka sediakan juga melampirkan surat keterangan dari sekolah masing-masing. Nah, dari form ini kemudian akan diterbitkan surat keterangan pindah sekolah ke luar negeri. Menurut informasi dari Depdiknas, surat ini kemudian yang akan menjadi rujukan bersamaan dengan surat pengantar dari kedutaan negara yang dituju tentang level sekolah yang dijalani terakhir untuk dilakukan persamaan. Dan surat keterangan ini nantinya dapat digunakan untuk mendaftar sekolah lanjutan negeri. Jadi ga mesti balik dan sekolah swasta.

Saat itu gue bilang ke mereka kalo gue ga pernah dengar prosedur kayak gini. Dan info dari teman-teman gue yang udah duluan jalan juga ga pernah menginformasikan prosedur ini. Mereka mengatakan kalo prosedur ini sudah lama berjalan dan umumnya selalu dilakukan oleh para konsul dan dutabesar untuk keluarganya. Nantinya akan sulit untuk balik dan minta persamaan tanpa sebelumnya pindah ke luar negeri tidak menginformasikan status kayak gini. Yah..udah gue ikuti ajah soalnya demi kebaikan anak2 gue dan juga biaya pengurusannya juga gratis, koq. Gue malah melakukan pengurusan via pos soalnya surat2 yang dibutuhkan gue harus urus di Batam. Tapi semuanya dapat selesai dengan cepat, loh...

Nah, sampai di kedutaan tadi pagi, gue bermaksud memasukkan surat dari Depdiknas itu ke mereka. Tapi katanya tidak perlu. Pegang aja dulu. Yang akan gue butuhkan nanti adalah surat pengantar dari mereka kalo gue pulang nanti. Tapi untuk pengurusan surat ini juga gue butuh surat keterangan sekolah anak2 dan level terakhir mereka nanti sebagai acuan pembuatan surat dari mereka. Dan si Bapak itu juga memberi kartu nama lengkap dengan no telp dan email pribadi kalo-kalo nanti dibutuhkan. Wah..bersyukur banget gue.

Yah, itu aja sekedar sharing informasi yang tadi pagi diurus. Mudah-muadahan semua yang gue lakukan bermanfaat, paling nggak memberikan kesempatan yang banyak buat anak gue nantinya.

Winter Holiday - Day 3

Pagi ini bangun agak telat. Soalnya kasur dan sepreinya enak banget. Haha..jadi kalo bangun tuh badan koq makin sakit-sakit, yah? Makanya kalo ga mikiran consulor buka cuma sampe jam 12 pm, kayaknya tetap aja dibawa malas. Hehe..

Akhirnya jam 09.30 juga baru berangkat dari hotel. Yah, karena memang tinggalnya juga di daerah embassy jadi cuma 5 menit juga udah sampe. Setelah ngisi buku tamu di pintu satpam, yah..masuk deh ke bagian pengurusan passport. Yang pertama diurus soal penggantian passport suami gue. Kalo dari surat yang dikirim emang mereka butuh money order dan 2 registered envelopes. Gue pikir bisa pake uang cash dan selesai 2 hari ajah. Hehe..ngimpi ngkali yee... Ternyata took more than that jadi suami gue kudu pergi ke post office terdekat dan beli envelope juga. Sambil doi pergi proses lapor diri gue dikerjain. Katanya bisa ditunggu ajah jadi duduk manis aja di ruang tunggunya sekalian ngobrol dengan bapak wakil atase pendidikannya soal sekolah anak-anak gue.

Samaan dengan suami gue balik ga lama kemudian stempel lapor diri di passport gue dan anak2 juga kelar. Dan sekalian ngerayu ibu yang ngurus penggantian passport, kayaknya bisa selesai dalam 2 - 3 hari. Jadi on the way balik dari Sydney mesti mampir ke Canberra buat ambil passport suami gue. Ga apa, sih..kayaknya lebih nyaman kayak begitu daripada main kirim2 passport lewat pos. Toh juga masih di sekitar daerah itu.

Selesai urusan kita meluncur ke Parliament House, yah..pengen liat aja gimana gedung parlemen Australia. Bagus banget, jeh.. dan masuknya juga gratis. Hehe..nah, udah photo sana dan photo sini, kita berangkat lagi ke civic center. Dapat informasi dari orang kedutaan kalo restaurant Indonesia ada di daerah itu. Cari parkir di Canberra Center, trus..ngideri mall itu ga ketemu juga sempat juga jalan di sekitar gedungnya, yah..ga ketemu. Yang ada rumah makan Thailand, Chinesse, yah..akhirnya ke foodcourt aja. Biasa...makan KFC. Hehe..

Dari Canberra Center kita berangkat ke daerah Parkes, rencananya mo ke Questacon - The National Science and Technology Centre. Kalo di brosurnya disebutkan 'an interactive, hands-on experience making science fun for young and old'. Kurang lebihnya mirip koq dengan Singapore Science Center. Di sini masuknya harus bayar. Gue ambil harga for family - 2 adults and up to 3 children - AU $ 49. Lumayan juga asyiknya, yah..at least anak2 gue lupa merengek-rengek minta balik ke hotel supaya bisa main playstation. Itu games dibawa terus kalo kemana-mana, deh...


Sekitar jam 16.45 - Questacon juga tutup pukul 17.00 - kita udah keluar dan rencananya nyari take away foods supaya sampe di hotel ga keluar-keluar lagi. Nah..sampe di kamar rasanya kaki udah pegal banget. Tapi senangnya semua rencana bisa terjalankan terutama urusan passport dan lapor diri. Hari ini istirahat cukup lama supaya besok pagi makin segar buat main salju di Snowy Mountains.


Wednesday 9 July 2008

Winter Holiday - Day 2

Pagi-pagi gue udah bangun dari jam 07.00. Biasa...ga bisa tidur kalo di tempat baru. Eh, ternyata sama dengan suami gue. Hehe..yah, langsung aja mandi dan pada siap-siap. Setelah sarapan, pukul 08.45 am kita memulai perjalanan lagi menuju Canberra. Perjalanan hari ini menurut Oom Google akan sejauh 514 km jadi sekitar 6 jam-an. Yah, lebih pendek dibanding perjalanan dari Adelaide, SA ke Hay, NSW.

Diperjalanan kita banyak ketemu peternakan domba karena Hay itu ternyata terkenal dengan hasil wool-nya. Juga banyak banget gerombolan sapi. Malah di satu jalan sapi-nya pada berkeliaran di pinggir jalan. Jadi ada mobil polisi yang ngejagain.

Pas mendekati jam makan siang, kita mulai nyari kota yang cukup nyaman buat disinggahi. Yang gede yang umumnya juga punya nasi. Kayaknya kota Wagga Wagga cukup pantas dikunjungi lagian kata Brian, teman sekelasnya - Rahni sharing kalo dia pernah datang ke kota tersebut. Hehe..

Setelah muter sekali nyari tempat makanan, syukurnya ketemu rumah makan asia, Saigon. Yah..mampir lah kita kesana. Menu makananya yang dipesan seperti biasa adalah chicken dan kebetulan dia juga pho (fe dengan e pepet, itu ternyata cara membacanya. Hehe...). Tapi pho-nya ga gitu enak karena corriander leaves-nya kurang banyak juga daging sapinya kayaknya kurang enak. Tapi crispy skin chicken-nya enak dibandingkan yang di Adelaide, loh.. Hehe..

Abis makan kita mulai jalan lagi dan akhirnya sekitar pukul 15.30 kita nyampe di hotelnya di daerah Capital Hill. Oh ya, Hotel Rydges punya site sendiri buat booking. Bisa berkunjung di sini.
Setelah istirahat sebentar, sekitar jam 17.30 kita keluar lagi buat cari makan. Tujuannya so pasti ke Chinatown di daerah Dickson. Gue pikir tadinya Chinatown-nya besar, yah..paling enggak gedean daripada Adelaide, lah. Ternyata lebih kecil, bo'. Mereka paling punya 3 toko asian groceries dan ga segede asian groceries di Central Market-nya Adelaide. Juga ga ada restauran Indonesia, ga tahu yah..apa belum ketemu aja. Tadinya gue pikir bakalan kayak di Melbourne, bisa beli martabak. hehe..

Okay, deh..mo istirahat dulu. Lagian besok pagi mesti ke embassy dan setelah urusan kelar baru deh ngiderin Canberra. Entar gue up date lagi apa aja yang dibutuhkan untuk lapor diri, yah.

Tuesday 8 July 2008

Winter Holiday - Day 1


View Larger Map

Liburan kami dimulai pukul 09.30 am dari Golden Grove. It supposed to be earlier tapi apa daya, karena hari agak mendung jadi sembunyi di balik selimut kayaknya lebih enak. hehe.. Akhirnya semua kelar jam segitu, yah..berangkat deh. Nyantai aja, namanya khan liburan, yah ga?


Tujuan pertama sebenarnya adalah ke Canberra, mau lapor diri dan suami gue perlu perpanjang passport soale halamannya udah habis meskipun masih berlaku 2 tahun lagi. Udah konsultasi ke embassy sebelumnya dan mereka sarankan buat baru sekalian dengan passport lama ditempel soalnya banyak visa yang masih berlaku. Lapor diri juga emang udah direncanakan jauh-jauh hari. Yah, namanya masih warga negara Indonesia jadi mesti lapor keberadaan. Supaya kalo ada acara nyoblos2 masih bisa ikutan. Hehe.. Loh, benar khan? Wong itu hak koq, bukan kewajiban. Hehe...


Sebenarnya lapor diri dan perpanjang passport ini bisa dilakukan melalui pos karena forms juga udah dikirim ke rumah, koq. Tapi berhubung ada niatan buat jalan-jalan sekalian, yah..kita bilang ke embassy kalo mo datang langsung. Wah..mereka malah senang, dong.


Oh ya, persiapan liburan ini udah dilakukan 2 minggu sebelumnya. Untuk keperluan perjalanan/peta gue nyari di google earth dan petanya kita print pake google map. Semuanya udah tersimpan rapi di plastic folder lengkap dengan semua reservasi. Anak gue, Ariel yang memang jago banget spatial skills dan sangat maniak soal peta yang bertanggung jawab untuk ini. Soalnya dia juga yang akan jadi GPS untuk perjalanan ini sama seperti tugas dia sebelumnya beberapa bulan yang lalu dalam perjalanan ke Melbourne, Victoria.


Untuk penginapan gue suka cek di wotif.com. Ini berkat informasi dari Astri di Canberra. Thanks, Astri.. Atau juga melalui check-in.com.au. Dari ke-2 web ini gue bisa liat pilihan harganya. Tapi gue ga gitu suka booking hotel melalui agent karena gue ga suka bayar di depan apalagi bukan ke hotel yang bersangkutannya langsung. Biasanya setelah dapat lokasi dan perkiraan budget, gue suka langsung menghubungi hotel/motelnya langsung untuk booking. rasanya lebih aman.


Menurut si Oom Google Map, perjalanan dari rumah di Golden Grove sampe ke Canberra adalah sejauh 1,178 km jadi sekitar 14 jam lebih. Gue rasa ga akan kuat deh langsung nyetir segitu jauh, jadi gue harus cari tempat di tengah buat istirahat. Bukan cuma kasian anak2 tapi juga kasian supir hehe.. setelah survey di google juga kayaknya nemu kota Hay yang menurut data populasi-nya lumayan rame dan mudah2an nantinya cukup aman. Jarak ke Hay adalah 672 km sekitar 8 jam-an. Gue udah juga booking penginapan di sana, yah..kuatir nantinya ga ada tempat tidur mana lagi school holiday, khan? Kita booking di Nicholas Royal Motel di city center-nya. Tujuan gue nyari hotel/motel di city center-nya adalah pertama, soal keamanan. Kalo di tengah kota - apalagi kota yang agak sepi - pilihlah penginapan di tempat yang ramai. Di city center pasti dekat dengan kantor polisi, rumah sakit, dan banyak orang. Yang kedua adalah gampang cari tempat makannya. Untungnya lagi di Hay ada rumah makan China jadi lumayan banget buat anggota keluarga gue yang masih pada perut Melayu. Hehe..belum makan kalo belum makan nasi, euy..


Perjalanan ini kita melewati 'outback' australia. Jadi memang kota-kota yang dilewati ga rame. Dalam perjalanan, suami gue juga udah kuatir kalo Hay juga bakal sepi banget dan dia mulai kuatir soal keamanan. Dia mulai nanya ke Ariel berapa jauh lagi ke Canberra karena kalo ga jauh lagi dia rasa lebih baik langsung aja ke sana ketimbang mesti nginap 'in the middle of nowhere'. Hehe..itu kata dia. Ternyata masih 6 jam lagi dari Hay ke Canberra jadi gue rasa lebih riskan lagi mana kalo winter khan lebih cepat gelap. Yah, akhirnya kita mutusi tetap pada rencana awal, yaitu nginap di Hay.


Ternyata kota Hay lumayan juga dan yang nginap di motel ini juga banyak keluarga yang lagi on the way to some place jadi kayaknya aman. Kamarnya juga decent soalnya ada bunk beds-nya. haha..Beneran loh, anak gue sampe rebutan siapa yang malam ini tidur di atas. Norak, yah? Lagian ada koneksi internet gratis. Haha..jadi lumayan bisa langsung pegang laptop dan up date sana-sini juga nulis perjalanan. hehe..

Monday 7 July 2008

Liburan...

Besok pagi kita mulai berangkat. Udah cape dari siang beresin pakaian dan makanan. Hotelnya semua udah dibooking. Untuk snowy mountain ga dapat penginapan di gunungnya, euy.. Fully booked semua. Untung masih ada di kota terdekatnya yang cuma 30 menit. Mudah-mudahan lumayan nyaman. Diperkirakan lama perjalanan sekitar 10 hari-an. Ga tahu, niy..apa bisa posting selama di jalan supaya ceritanya lebih fresh, khan? Jadi tunggu aja postingannya terutama hasil foto-fotonya dengan camera yang baru. Hehehe..jadi malu, niy..

Nikon D80


Tadi pagi jemput suami dan seperti tadi malam udah ditelpon, dia juga udah beli cameranya. Udah tahu apa, khan? Soalnya dia juga emang rada fanatik dengan Nikon. Paketnya juga termasuk lensa AF 18 - 135 mm DX. Juga bonusnya dikasih tas, tripod, dan 2 memory cards @ 4GB. Nah, tadi siang udah disetting, belum pinter make semua button-nya tapi kayaknya yang ini kudu belajar. Ga mau sia-sia lagi kayak yang sebelumnya. Link di bawah bisa diklik buat info tentang camera ini.



Sunday 6 July 2008

Milih yang Mana, yah?

Udah beberapa kali kayaknya gue menyinggung soal camera gue yang udah kedaluarsa. Emang menyebalkan dan menyedihkan. Tapi mo beli lagi koq masih mahal, jadi nahan diri terus. Hiks..

Camera gue pertama yang jadul banget dan masih pake film negatif adalah Nikon F50. Dibeli waktu gue masih kuliah, berarti..udah lebih dari 12 tahun yang lalu. Lama, yah.. Masih bagus sih..sebenarnya tapi kalo mo make sekarang, kayaknya cost-nya terlalu besar. Mesti beli film dan biaya nyetak atau burn ke CD. Lumayan juga, euy.. Tapi yang gue sayang ama camera ini adalah gue udah punya 2 lensanya, yaitu : AF Nikkor 35 - 70 mm dan AF Nikkor 70 - 300 mm. Trus..tuh lensa mo diapain, yah? Ada ide??

Nah, pas lagi nge-trend camera digital, gue dibeliin lagi Nikon Coolpix 995 yang 3.34 MPixel. Tadinya masih jalan sampe kira-kira 2 bulan lalu dia udah ga mo baca memory card. Jadi ga bisa nyimpan, khan? Sempat bawa ke toko camera di sini, eh..kata mereka buang aja ke tong sampah. Ga worth untuk diperbaiki karena entar mahal. Karena ga percaya, gue nanya alamat Nikon Service Center di Adelaide. Setelah dikasih gue langsung meluncur ke sana. Dan sama!!! Laki-laki Jepang yang bertugas di sana juga bilang kalo mo diperbaiki harganya lumayan juga, lebih dari AU $ 100 sedangkan dengan 3.34 MPixel-nya kayaknya camera ini udah ketinggalan zaman. Hiks..akhirnya gue batal perbaiki.

Karena butuh camera yah beli yang sederhana. Tapi dasar oon, yang kebeli Olympus 850 SW yang anti shock dan waterproof. Kata yang jual setelah ngeliat anak2 gue yang super lasak bilang kalo lebih baik gue beli tipe yang ini. Supaya aman di tangan anak2 gue. Hiks.. karena udah terlanjur beli terpaksalah diterima dengan lapang dada.

Sampe minggu lalu suami gue yang lagi biz trip ngelewati Singapore dan nelpon apa gue mo dibeliin camera. Hehe..kebetulan banget! Dia bilang supaya gue survey camera apa yang mo dibeli entar on the way back dia beliin. Duh..senang banget. Jadi mulai deh survey sampe nanya2 teman via sms dan email.

Pilihan ada 2, pengen Nikon D 60 kayak ini atau Nikon D 80 kayak itu. Loh, bingung yah? Sempat juga tertarik dengan Canon, soale liat2 hasil foto dari Canon koq bagus2, yah.. Aku survey juga type Canon EOS 450 D kayak yang ini. Semua daftar harga udah gue email ke suami gue biar dia tahu kalo harganya ga dapat sesuai yang gue daftari berarti masih mahal. Nah, apa yang akhirnya dia beli? Tunggu posting selanjutnya waktu dia pulang, yah??

Indonesian Service

Biasa kalo di Batam gue kebaktian di English Service, yaitu kebaktian pukul 10.00 di GKI Batam yang diadakan dalam bahasa Inggris. Bukan apa2, sih..bukan sok hebat ato pengen ke barat-baratan. Hiks.. Tapi kebetulan aja suami gue penanggung jawab di kebaktian itu, so..sebage istri yang baek, kita khan kudu ngedukung, yah ga? Semenjak pindah ke Australia, yah..ga pake nyari English Service, wong semuanya udah berbahasa Inggris. Hehe..

Beberapa minggu yang lalu ketemu seorang wanita di toko dan dia berbahasa Indonesia dengan anaknya. Yah..sebagai sesama bangsa, gue langsung sapa. Trus..sempat ngobrol ke sana- ke mari, sampe dengan sungkan dia nanya juga gue agamanya apa. Trus..nawari ada kebaktian bahasa Indonesia di Ascot Park. Cuma sebulan sekali di minggu pertama. Gue pikir bagus juga dicoba, niy..

Tadi pagi memang udah rencana mo kebaktian di sana, eehhh...jam 08.30 juga datang morning call ngingeti kebaktian nanti di Ascot jam 11.30 am. Duh..baek banget. Hehe.. Akhirnya kita ber-empat aja dengan anak-anak karena suami gue belum balik dari London berangkat pukul 10.30 am lewat dikit. Maklum...ini juga udah pake teriak-teriak. Hiks..

Kebaktian dimulai agak molor dan ternyata ada juga jemaat bulenya. Untuk yang bule ada yang terjemahi, koq. Jadi ga perlu kuatir klu enti ga ngerti. Liturginya juga mirip dengan GKI, jadi familiar niy.. Ternyata menyenangkan juga ketemu teman-teman sebangsa dan lagu2 kebaktian yang juga familiar. Tambah lagi..banyak banget orang Bataknya. Haha... Makin kayak di kampung halaman. Hehe.. Selesai kebaktian ada makan siang sama yang tiap keluarga membawa sesuatu untuk dibagi bersama-sama. Tapi anak2ku ga mau jadi kita langsung pulang meskipun sempat juga ditahan. Gue janji bulan depan aja gue ikutan makan2 soale anak2 udah menyusun diri mereka dengan rapi di mobil.

Dari sana kita ke Gouger Street dulu, biasa...makan nasi goreng kesukaan Brian : Salted Fish and Chicken Fried Rice. Emang itu ga pernah ngebosenin. Dari Gouger gue ngajak ke Harbourtown buat nyari sepatu anak2 soale mumpung sale, ngkali aja ada yang bagus dan murah. Lagian boot sekolahnya Brian udah jebol. Heran, deh..tiap 2 bulan pasti sepatunya rusak. Yah..gitu deh..setlah dari Harbourtown kita pulang dan sampe agak sorean tapi menyenangkan juga. Anak2 gue mo lagi kebaktian di Ascot meskipun cuma sebulan sekali.

Saturday 5 July 2008

Anak Cerdas dari Siapa?

Beberapa hari yang lalu gue dapat telephone dari kenalan. Duh..kalo ngobrol luaammmaaa..., euy.. Masa sampe 2 1/2 jam? Makanya gue ga gitu suka nelephone kecuali kalo kepaksa. Hehe..saking hobby ngobrol, klu nelephone ga kira-kira, minimal se-jam. Itu juga pake ga sadar. Hiks..

Nah, biasanya kalo udah ngobrol lama yah..udah ngawur ngidul. Hehe..apa aja udah diceritain sampe rahasia dapur. Entah kapan-kapan sampe rahasia kamar. Hehe.. Kebetulan topik cerita sampe ke masalah anak. Si teman cerita anak si anu pinter, anak si ini pinter. Yah, liat ajah bapake. Hhmmm..gue mo komen saat itu tapi ga enak, akh.. Gue khan ga tipe konfrontir. Hehe..atau pengecut? hehe..beti, yah?

Gue cuma keingat pelajaran Biologi di SMA dulu soal genetika. Katanya kecerdasan seorang anak itu boleh dianggap peran dari si ibu. Kenapa? Sedikit ulasan yang ga ilmiah, seorang perempuan mempunyai 2 kromosom X sedangkan laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Jadi kromosom X yang didapat dari seorang laki-laki adalah yang berasal dari ibunya. Singkat kata, kalo kromosom X yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan berarti buat anak laki-laki kecerdasannya hanya berasal dari ibunya.

Untuk anak perempuan, kromosom X dia dapat satu dari ibunya dan dari satu lagi tentu berasal dari ayahnya yang pastinya berasal dari ibunya atau si nenek si anak perempuan itu. Kayaknya sah aja dikatakan untuk anak perempuan kalo kecerdasannya menurun dari ayahnya, yah?

Tapi harus diakui juga kalo perempuan yang tidak sekolah tinggi belum berarti dia ga cerdas, loh. Banyak faktor yang membuat dia seperti itu, salah satunya adalah faktor kesempatan, khan? Tapi buat perempuan yang bersekolah tinggi, hhmmm...kayaknya boleh dong berbangga hati atau sedikit jual mahal kepada calon suaminya karena mereka sudah pasti menjanjikan perbaikan keturunan. hehe..

Gue juga teringat iklan teh dulu banget jamannya gue mo kuliah. Kalo anaknya berprestasi so pasti si bapak bilang, 'iya dong..siapa dulu bapaknya'. Hhmmm..kayaknya iklan ini harus diubah sekarang. Iya kalo anaknya perempuan, nah..kalo anaknya laki-laki yah ga sah, khan? Hehe..

Waktu gue dulu keterima UMPTN, nah..bokap gue kebetulan lagi ada suspim minggu-minggu itu. Nah..mereka semua rata-rata seumur dan beberapa diantara anaknya juga mo kuliah kayak gue. Paginya setelah memborong semua koran yang ngumumin hasil UMPTN dan meyakinkan seyakin-yakinnya kalo gue keterima, bokapgue berangkat kantor dengan bahagia. Tentunya di kantor mereka nanya2, dong.. Mereka nanya ke bokap gue, "Pak Sibero, anaknya keterima dimana?" Tanpa ragu dong bokap gue jawab, "Ya di ITB, dong.. Siapa dulu bapaknya." Haha...yah, gue pikir sah-sah aja wong kromosom X gue ada 2 dan bisa2 aja kecerdasan gue berasal dari bokap, yah ga? Hehe..

Friday 4 July 2008

What a Day...

Hari ini mungkin hari yang menegangkan buat gue. Ato malah hari yang melegakan, yah? Kalo diliat saat ini gue nulis, kayaknya gue akan mengategorikan hari ini adalah hari yang melegakan. Setelah beberapa hari gelisah memikir hasil IELTS gue, akhirnya hari ini jadwal gue bisa tahu hasilnya, niy..

Pagi ini gue bangun agak pagi biar sekalian udah mandi pas ngantarin anak-anak. Maksute supaya dari sekolah gue bisa langsung berangkat ke kota buat ngambil hasil tes gue di CELUSA. Lagian gue juga mesti turun nemani Nathan and Brian soalnya gue udah bikin kue semalaman buat mereka makan-makan sama teman-teman sekelas di hari terakhir di term ini. Nah, soal kue dan resep entar gue posting berbeda, yah..

Okay, sekitar jam 09.00 lebih gue berangkat dari sekolah. Ngedrop DVDs dulu di Blockbuster supaya ga kena denda, setelah itu berangkat ke kota. Jam 10.00 gue sampe dan tiba di tempat parkir yang gue idam2khan. Hehe..UA $ 4.40 kalo 4 jam parkir. Lumayan murah, jee.. Untung datang pagian jadi masih tersedia parking space. Gue bayar ga nyampe $ 4, soalnya jam 13.20 juga gue udah harus pulang soalnya anak2 dismiss agak cepat hari ini. Jam 14.15 udah bubar.

Langsung jalan kaki ke CELUSA and dapat deh hasilnya. Langsung gue buka di situ supaya tahu apa gue kudu langsung ke international office or just back home. Hiks.. Untunglah score gue memenuhi, jadi gue nanya lagi ke Receptionnya arah ke International Office. Katanya di Currie Street and gue bisa jalan kaki 15 menit ajah. Ga apalah..mumpung masih pagi dan lagi winter, khan ga panas2 amat.

Sampe di sana, gue tunjuki offering letter gue dan dicek hasil IELTS gue, cek passport, health insurance and..complete! Kalo mo masuki Acceptance Form kudu sekalian dengan pembayarannya. Jadi setelah nanya berapa boleh bayar dulu and payment yang mereka prefer, duh...jalan kaki lagi ke bank gue terdekat buat minta dibikini bank check.

Pulang pergi cuma 20 menit ngurusi cek, then balik lagi ke kantornya ketemu ibu2 yang baik hati itu. Setelah ngecek2 form gue, ngecek bank check gue..trus.."we're all done", katanya. Puji Tuhan!!! Ga pernah rasanya gue selega itu. Setelah nanya2 what next and more blaa..blaablaaa..and finally she said, "Good luck and all the best!", yah..gue pulang deh... Jalan kaki lagi dengan gembira. Hehe.. Baru rasanya gue lapar banget padahal tadi pagi udah dipaksain makan soup dikit. Masih ada waktu gue sempati makan siang di salah satu foodcourt di Rundle Mall dan cari2 peta buat liburan nanti yang bagus dan informatif. Sempati juga ngecek harga ke toko camera buat ngincar2 camera yang mo dibeli.

Jam 13.40 gue nyampe di sekolah Brian dan Nathan lagi. Masih ada waktu beberapa menit buat ngabisi si komik Conan. Hehe...

Brian's School Report

Nah..sekarang giliran Brian, his teacher's comment on the report says:

Brian is a quiet, polite and conscientious student who approaches his work with care. His literacy skills have greatly improved especially written work. Brian will now occasionally participate in whole group discussion responding with one word answers. He enjoys participating in class monitor roles and tried hard fulfilling the role of Class Chairperson. He is friendly class member and has established friendship with a group of boys in the class. He shows a keen interest in sport and will often engage in sporting game during play time. Brian's art work is of a high standard reflecting thought, imagination and detail. He applies concentration and his work is always well presented. Brian has tried hard this term, his confidence in speaking and understanding English is improving and continually developing.

Nathan's School Report

Hari ini adalah hari terakhir anak-anak sekolah di Ausralia. Setelah itu mereka akan dapat break selama 2 minggu sebelum mereka mulai masuk term-3. Biasanya term-1 dan term-3, laporan perkembangan anak disampaikan secara lisan yang biasanya dikenal sebagai 'parent - teacher interview'. Dan untuk term-2 dan term-4, laporan disampaikan tertulis.

Untuk Nathan laporannya adalah sebagai berikut:

Nathan is now settling into our class; it is evident that he enjoys working in small groups and being a class member. He is beginning to be more expressive, for example, which is particularly rewarding for our class as we gradually learn more about Nathan. The class has been very receptive of his language needs and encouraging of his efforts, indeen, last term the class recognized his achievement by bestowing upon him the 'I Can Do It' award. Nathan readily applies himsel to all areas of the curriculum.

Nathan has shown a strong interest in Maths; his number recognition and ability to work with numbers has been quite outstanding.

In music and Physical Education, Nathan's achievement is considered satisfactory of what is expected at this year level and his effort is rated as good.

In Japanese, he completes tasks quickly. His confidence in the language has 'sky rocketed' recent weeks.

Ok, that is the teacher's comment. And today he also got the 'Good Citizen' award. Good work, Nathan!!

Tuesday 1 July 2008

Kids Taekwondo Result

Tadi berangkat latihan Taekwondo seperti biasa pukul 17.50 karena jam 18.00 class udah dimulai. Sambil ngerasa deg-degan karena tahu kalo hasil tes hari Jumat akan diberitakan hari ini. Hehe..Mereka kayaknya berharap banget langsung dapat yellow belt, deh..

Nah, setelah latihan seperti biasa, 5 menit sebelum class dismiss mereka dikumpulkn untuk pembagian certificate. Si photographer juga udah siap-siap mengambil posisi. Semua anak-anak naik grade tapi ke yellow tip termasuk anak-anak gue. Wah, gue bisa liat mukanya pada dissappointed banget. Hehe.. Tapi ga apalah khan masih banyak waktu buat mereka berlatih lagi. Lagian tujuan awal ikuti mereka ke Taekwondo adalah supaya mereka bergauldan terexpose bahasa inggris-nya.

Next time you will do better!

Nah, tentang si photographer...kasian deh.. Karena semua camera rusak yang tertinggal cuma digicam sederhana. So pasti daya tangkapnya kurang bagus jadi batal dimasukkan di sini. Maaf, yah.. lain kali deh. Setelah dapat camera yang canggih lagi. Hehe...