Gue lupa banget tanggal pemeriksaan mata Brian. Untungnya hari Senin kemarin ada telephone dari kantor optomestrist untuk confirmed kedatangan Brian hari ini. Untung aja...soalnya yang gue catat tanggalnya adalah 1 Oktober. Hhmmm...koq bisa missed gitu, yah?
Jadi setelah selesar belajar renang, kami langsung menuju tempat optometrist ini. Sebelumnya gue dikirimi surat dari kantor optometris ini. Dari kop suratnya baru gue tahu kalo ini merupakan institusi yang namanya : Vision and Learning Institution. Jadi emang bergerak dibidang anak2 yang punya kesulitan belajar disebabkan dari penglihatannya. Websitenya : www.visionandlearning institute.com.au. Yah...siapa tahu ada yang berniat cari2 informasi. Soalnya as soon as gue dapat surat ini, gue juga langsung coba liat2 websitenya buat cari informasi.
Nah, isi suratnya ada beberapa formulir yang harus diisi. Ada isian yang diisi oleh orang tua dan satu formulir lagi untuk diisi oleh gurunya. Tapi berhubung dia ga ada problem masalah sekolah, so gue memutuskan not to take a big deal of it by informing the problem to the teacher. Nunggu gimana hasilnya aja dulu. Toh, gue ga percaya2 banget Brian having such a big problem. Biasa..as a parent I am stil in denial stage. Hiks..
Jim Keffnick (mudah2an namanya ga salah, niy..hehe..soalnya kertasnya ga keliatan lagi) yang memeriksa keliatan ga terlalu ramah. Orangnya botak dan tegas dan bersepatu boot di kantornya. HHmmm..awalnya gue ngerasa gimana gitu. Tapi setelah masuk ke kantornya dan saw how he talked to Brian, image awalnya langsung hilang. Dia tahu gimana bicara dgn anak kecil dan menghilangkan nervousnya. He talked a lot with Brian, asked about his hobbies, his siblings, he worked at school, everything. Brian felt calm and he liked Jim already.
Then during his conversation, Jim starting his examination. Kadang2 dia datang ke gue jelasin apa yang baru dia lakukan dan apa manfaatnya. Setelah menemukan apa masalahnya Brian, dia manggil gue untuk memperliatkan test yang menunjukkan masalah Brian. Ternyata mata kiri Brian sedikit malas dibandingkan mata sebelah kanannya. Untuk awal dalam melihat yang normal, mata kanannya dapat berkoordinasi dengan baik dengan mata kiri. Tapi untuk hal yang lebih sulit, mata sebelah kirinya mulai kesulitan berkoordinasi dengan mata kanan.
Setelah tahu bahwa masalahnyanya ada di mata kiri, gue ga lupa informasikan juga kalo Brian pernah jatuh dari gendongan gue pada usia 1 tahun. Pada saat itu dia selesai mandi dan gue angkat. Nah..karena merasa terganggu keasyikannya main air, dia meronta dan karena masih agak licin he just slipped from my hands dan jatuh. Keningnya duluan yang menyentuh lantai. Saat itu gue langsung bawa ke dokter keluarga gue dan diperiksa dan ga terjadi apa2. Ga ada geger otak atau sesuatu yang berbahaya. Cuma ada pendarahan di keningnya dan mengumpul di kelopak mata karena faktor gravitasi. Tetapi sejalan dgn waktu darahnya akan terserap kembali oleh tubuh. So nothing to be worry about, kata si dokter gue. Gambarnya ada gue attach, niy.. Suami gue mengabadikannya supaya gue tetap ingat dosa gue kepada Brian, katanya. Hiks..
Gue tanya apa kasus itu yang mempengaruhi mata kiri Brian saat ini kepada Jim. En katanya tidak. Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Jim menjelaskan setiap orang kadang2 punya masalah seperti Brian. Ga banyak...mungkin cuma sekitar 10% dari jumlah anak2 yang ada. Tapi selalu ada kasus seperti ini. Well, itu cukup melegakan gue. Hehehe... Nah, foto di sebelah adalah foto beberapa hari setelah jatuh. Memang darahnya mulai menghilangkan???
Jim kemudian menjelaskan ke gue tahap2 perkembangan mata. Tugas dia sebagai behavioral optometris adalah memperbaiki mata seseorang hingga si anak berusia 16 tahun. Itu adalah usia maksimal untuk mata dapat diperbaiki. Usia 3 tahun si anak sudah mempu memanfaatkan matanya tetapi belum bisa membedakan mana mata kanan dan mata kiri hingga dia berusia 4 tahun. Nah..pada usia 8 tahun - dimana usia Brian sekarang - si anak seharusnya sudah dalam kondisi 'sustained' yang mampu seutuhnya mengkoordinasikan kedua matanya. Tapi ini yang kurang di Brian dan berusaha untuk dikejar dengan treatmentnya. Efeknya yag terjadi adalah si anak akan kesulitan membaca tulisan yang agak banyak dan kecil karena mata sebelahnya tidak mampu men-tracking secepat mata yang satu lagi. Jadi..akan terliat dia kesulitan belajar, malas, dan tidak mampu berkonsentrasi yang sebenarnya disebabkan matanya ini.
Sebenarnya hal ini belum terjadi kepada Brian karena di kelas 2, dia baru membaca yang masih mampu dia tangani. Tapi gue memang melihat dia mengalami sedikit kesulitan dan membutuhkan sedikit waktu lebih lama tapi he can do it dgn sedikit usaha. Ternyata ini jawaban masalahnya selama ini. Terus-terang gue ngira masalahnya adalah karena dia harus membaca dalam bahasa Inggris yang memang belum terlalu familiar untuk dia. But Jim assured me that it can be fixed with special glasses.
Treatmentnya adalah Brian harus memakai kacamata khusus yang akan merangsang otot mata kanannya untuk berfungsi sebagaimana seharusnya. Dia akan menggunakan kacamata itu hanya untuk belajar dan membaca tapi tidak untuk kegiatan lainnya. Biasanya akan membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1.5 thn.
Jadi setelah mendengarkan semua informasi, kita milih kacamata yang dia suka. Kacamatanya sendiri akan siap dalam waktu 7-10 hari. Ga apa, sih..toh dia masih libur. Mudah2an semuanya dapat kelar by the time he starts school again.
Gue merasa bersyukur banget problem ini dapat diketahu cepat dan saat kami berada di sini Australia. Mudah-mudahan masalah mata ini dapat selesai saat kami pulang ke Indonesia nanti.