Tuesday 30 September 2008

Lazy Eye

Gue lupa banget tanggal pemeriksaan mata Brian. Untungnya hari Senin kemarin ada telephone dari kantor optomestrist untuk confirmed kedatangan Brian hari ini. Untung aja...soalnya yang gue catat tanggalnya adalah 1 Oktober. Hhmmm...koq bisa missed gitu, yah?

Jadi setelah selesar belajar renang, kami langsung menuju tempat optometrist ini. Sebelumnya gue dikirimi surat dari kantor optometris ini. Dari kop suratnya baru gue tahu kalo ini merupakan institusi yang namanya : Vision and Learning Institution. Jadi emang bergerak dibidang anak2 yang punya kesulitan belajar disebabkan dari penglihatannya. Websitenya : www.visionandlearning institute.com.au. Yah...siapa tahu ada yang berniat cari2 informasi. Soalnya as soon as gue dapat surat ini, gue juga langsung coba liat2 websitenya buat cari informasi.

Nah, isi suratnya ada beberapa formulir yang harus diisi. Ada isian yang diisi oleh orang tua dan satu formulir lagi untuk diisi oleh gurunya. Tapi berhubung dia ga ada problem masalah sekolah, so gue memutuskan not to take a big deal of it by informing the problem to the teacher. Nunggu gimana hasilnya aja dulu. Toh, gue ga percaya2 banget Brian having such a big problem. Biasa..as a parent I am stil in denial stage. Hiks..

Jim Keffnick (mudah2an namanya ga salah, niy..hehe..soalnya kertasnya ga keliatan lagi) yang memeriksa keliatan ga terlalu ramah. Orangnya botak dan tegas dan bersepatu boot di kantornya. HHmmm..awalnya gue ngerasa gimana gitu. Tapi setelah masuk ke kantornya dan saw how he talked to Brian, image awalnya langsung hilang. Dia tahu gimana bicara dgn anak kecil dan menghilangkan nervousnya. He talked a lot with Brian, asked about his hobbies, his siblings, he worked at school, everything. Brian felt calm and he liked Jim already.

Then during his conversation, Jim starting his examination. Kadang2 dia datang ke gue jelasin apa yang baru dia lakukan dan apa manfaatnya. Setelah menemukan apa masalahnya Brian, dia manggil gue untuk memperliatkan test yang menunjukkan masalah Brian. Ternyata mata kiri Brian sedikit malas dibandingkan mata sebelah kanannya. Untuk awal dalam melihat yang normal, mata kanannya dapat berkoordinasi dengan baik dengan mata kiri. Tapi untuk hal yang lebih sulit, mata sebelah kirinya mulai kesulitan berkoordinasi dengan mata kanan.

Setelah tahu bahwa masalahnyanya ada di mata kiri, gue ga lupa informasikan juga kalo Brian pernah jatuh dari gendongan gue pada usia 1 tahun. Pada saat itu dia selesai mandi dan gue angkat. Nah..karena merasa terganggu keasyikannya main air, dia meronta dan karena masih agak licin he just slipped from my hands dan jatuh. Keningnya duluan yang menyentuh lantai. Saat itu gue langsung bawa ke dokter keluarga gue dan diperiksa dan ga terjadi apa2. Ga ada geger otak atau sesuatu yang berbahaya. Cuma ada pendarahan di keningnya dan mengumpul di kelopak mata karena faktor gravitasi. Tetapi sejalan dgn waktu darahnya akan terserap kembali oleh tubuh. So nothing to be worry about, kata si dokter gue. Gambarnya ada gue attach, niy.. Suami gue mengabadikannya supaya gue tetap ingat dosa gue kepada Brian, katanya. Hiks..

Gue tanya apa kasus itu yang mempengaruhi mata kiri Brian saat ini kepada Jim. En katanya tidak. Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Jim menjelaskan setiap orang kadang2 punya masalah seperti Brian. Ga banyak...mungkin cuma sekitar 10% dari jumlah anak2 yang ada. Tapi selalu ada kasus seperti ini. Well, itu cukup melegakan gue. Hehehe... Nah, foto di sebelah adalah foto beberapa hari setelah jatuh. Memang darahnya mulai menghilangkan???

Jim kemudian menjelaskan ke gue tahap2 perkembangan mata. Tugas dia sebagai behavioral optometris adalah memperbaiki mata seseorang hingga si anak berusia 16 tahun. Itu adalah usia maksimal untuk mata dapat diperbaiki. Usia 3 tahun si anak sudah mempu memanfaatkan matanya tetapi belum bisa membedakan mana mata kanan dan mata kiri hingga dia berusia 4 tahun. Nah..pada usia 8 tahun - dimana usia Brian sekarang - si anak seharusnya sudah dalam kondisi 'sustained' yang mampu seutuhnya mengkoordinasikan kedua matanya. Tapi ini yang kurang di Brian dan berusaha untuk dikejar dengan treatmentnya. Efeknya yag terjadi adalah si anak akan kesulitan membaca tulisan yang agak banyak dan kecil karena mata sebelahnya tidak mampu men-tracking secepat mata yang satu lagi. Jadi..akan terliat dia kesulitan belajar, malas, dan tidak mampu berkonsentrasi yang sebenarnya disebabkan matanya ini.

Sebenarnya hal ini belum terjadi kepada Brian karena di kelas 2, dia baru membaca yang masih mampu dia tangani. Tapi gue memang melihat dia mengalami sedikit kesulitan dan membutuhkan sedikit waktu lebih lama tapi he can do it dgn sedikit usaha. Ternyata ini jawaban masalahnya selama ini. Terus-terang gue ngira masalahnya adalah karena dia harus membaca dalam bahasa Inggris yang memang belum terlalu familiar untuk dia. But Jim assured me that it can be fixed with special glasses.

Treatmentnya adalah Brian harus memakai kacamata khusus yang akan merangsang otot mata kanannya untuk berfungsi sebagaimana seharusnya. Dia akan menggunakan kacamata itu hanya untuk belajar dan membaca tapi tidak untuk kegiatan lainnya. Biasanya akan membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1.5 thn.

Jadi setelah mendengarkan semua informasi, kita milih kacamata yang dia suka. Kacamatanya sendiri akan siap dalam waktu 7-10 hari. Ga apa, sih..toh dia masih libur. Mudah2an semuanya dapat kelar by the time he starts school again.

Gue merasa bersyukur banget problem ini dapat diketahu cepat dan saat kami berada di sini Australia. Mudah-mudahan masalah mata ini dapat selesai saat kami pulang ke Indonesia nanti.

Sunday 28 September 2008

Smart Board

Gue pengen cerita tentang smart board. Ini adalah papan yang berhubungan dengan komputer melalui projector tetapi kita tetap bisa mengoperasikan si komputer melalui smart board ini. Jadi selain sebagai layar dia juga merupakan touchpad. Cool banget, khan? Dan dari pengalaman presentasi lalu, gue baru tahu juga ternyata kita bisa 'colokin' USB langsung ke smartboard ini. Wow..

Nah..ceritanya si smartboard ini adalah merupakan tolak ukur gue waktu men-seleksi sekolah anak2 gue. Awalnya gue nge-cek beberapa sekolah negeri di daerah2 yang gue pengen tinggal. Dan salah satunya di Keithcot Farm ini. Gue buat janji dengan principal dan belio ngantari gue keliling sekolah dan menjelaskan seluruh fasilitas mereka. Ini juga pertama kali gue mengetahui tentang the powerfull smartboard. Di Keithcot Farm, semua kelasnya sudah menggunakan smartboard ini padahal ini adalah sekolah negeri.

Gue juga ngecek beberapa sekolah swasta di kota. Teman suami gue menginformasikan kalo anaknya sekolah di St. Andrew's di Walkerville. Jadi suami gue nyarani gue juga ngecek sekolah itu. Sebelumnya gue menghubungi St. Peters tapi mereka sudah full dan waiting list-nya aja bisa 2 tahun. OMG..dan mereka nyarani untuk ngecek St. Andrew's juga karena katanya 'sealiran'. Hhhmmm...yah berarti gue emang kudu nge-cek sekolah ini.

Setelah buat janji, gue datang dan langsung bertemu dengan ibu kepsek. Juga sama..diantari ke semua kelas dan diliati semua fasilitasnya. Kerennya lab komputer mereka full dengan komputer Mac. Si ibu kepsek bilang dengan bangga klu sekolah mereka adalah the Mac School. Trus..gue liati beberapa kelas dan keberadaan the smartboard. Wah..belum semuanya. Tapi si ibu kepsek berjanji kalo 'eventually mereka akan menyediakan smartboard untuk semua kelas next year'. Gue kudu was-was dengan kata eventually-nya ini.

Eniwei, gue ga pilih sekolah ini even dia adalah the mac school, IB School dari Yr Reception. Soalnya belum punya smartboard di semua kelas dan lebih dari itu uang sekolahnya AU $ 10,000/thn, euy.. Ga kuat kantong gue buat 3 anak. Hehehe.. Jadi stick to the plan: Nathan and Brian di Keithcot Farm dan Ariel di Pedare since Pedare adalah IB School since year 6. Dan untuk tahun ini (August 2008), Keithcot Farm adalah salah satu penerima National Good Schooling Award 2008. Nah..pilihan gue ga salah, khan???

Yah..inilah sedikit cerita tentang pencarian sekolah anak2 gue dulu. Hhmmm...gue menghabiskan sekitar 3 bulan untuk research ini aja. So buat all parents, be smart!! Sekolah mahal belum tentang lebih bagus, loh...

Brian Naik Level

Cerita ini adalah meneruskan cerita tentang sekolah renang anak2. Dan ternyata dugaan gue tentang Clovercrest Swimming School ini ga salah. Supervisor dan instructor-nya selalu memperhatikan siswa2nya. Dan up-date nya juga ga lama.

Hari Senin minggu kemarin adalah ke-2 kalinya anak2 gue berenang. Dan ternyata Wendy sang supervisor nyariin gue dipinggir kolam dan info kalo Brian akan dipindahkan ke level Penguin mulai awal Oktober. Katanya di level itu dia akan lebih mampu mendapat bimbingan sesuai kapasitasnya. Kayaknya penguin ini adalah bagian dari level starter tapi untuk anak-anak yang lebih advance. Kita liat aja seperti apa Penguin ini bulan depan, yah..

Yah..emang kalo diliat dari teman2 levelnya Brian, emang ada yang mulai dari ga bisa sama sekali. Jadi kadang2 dia emang merasa terlalu gampang. Tapi Brian sih ga pernah komplen. Tuh anak nyante banget jadi orang. Malah selalu senang kalo berada di level yang dia menjadi paling hebat. Hehehe..

Yah..mudah2an di level barunya nanti dia bisa lebih berusaha. Kita liat aja nanti. Toh mulai Senin ini gue masuki anak2 ke program SwinVac yang merupakan program intensive selama liburan sekolah. Daripada main games mulu di rumah, bo'...

Presentation About Indonesia

Guru Brian, Linda Lewis, meminta gue untuk memberikan sharing tentang Indonesia beberapa minggu yang lalu. Wah..gue sudah tentu senang banget. Cannot wait for the day, actually. Setelah menentukan hari baik dan jam baiknya, kita sepakat mengadakan dia hari Selasa pada saat gue lagi spring break.

Gue informasikan juga ke Linda klu gue akan menggunakan Powerpoint so mesti nge-check komputer di kelas apa mereka punya software itu. Bukan apa2 sih..cuma karena ga biasa bisa di depan banyak orang dan khan namanya juga bukan native speaker, jadi perbendaharaan bahasa juga ga kumplit..so better prepare for the best lah.. Hehehe..

Trus..karena mikirin juga klu gue bakal presentasikan ke anak kelas 2 SD, nah..more tricky lagi, khan? Ga mungkin gue sampein semua fakta dan data bisa2 jadi nyanyiin lagu nina bobo di pagi hari. Jadi gue memang menggunakan media ini buat nyampein lebih banyak gambar yang menarik buat anak2.

Awalnya gue cerita ttg bendera Indonesia dan the meaning of the colours. Trus..comparation antara jumlah penduduk di Indonesia dan Australia. Gile...bedanya jauh banget!! Dan mereka semakin exciting klu ternyata Indonesia itu penduduknya banyak banget. Dan gue liati gimana Jakarta itu. Penuh dengan tall buildings dan ga lupa macetnya itu. Wah..gue ceritain klu gue butuh waktu 1 jam untuk perjalanan dari rumah dan sekolah (waktu gue SMA). Hehhe..okey..okey..gue agak berlebihan padahal dulu cuma sekitar 30 menitan sih..dari rumah gue di Kemang - Bangka ke SMAN 6 Mahakam. Hihih..

Trus..gue juga liati contoh sekolah di Indonesia. Yah..pilih yang bagus, dong..dan contoh kelasnya. Mereka nanya cara naruh tas, naruh buku dan tempat pensil. Trus..mereka berkesimpulan kalo sekolah di Indonesia lebih 'cool' dari sekolah mereka. Hahaha..emang rumput tetangga selalu lebih hijau, yah..

Ga lupa dong..contoh beberapa permainan di Indonesia, kayak main layang2, congkak, gundu, dan olah raganya seperti bulu tangkis, sepak bolah. Juga beberapa kebudayaan, seperti Jawa, Batam dan Bali - yang terakhir ini cukup sering terdengar di Australia karena kedekatannya.

Terakhir gue pakein mereka beberapa koleksi kain gue dan kebaya yang kebetulan selalu gue bawa kemanapu gue pergi. Dan..ga lupa gue masakin mie goreng supaya makin klop acara mengenal budaya mereka.

Gue bangga menjadi orang Indonesia dan ini juga salah satu alasan gue menolak untuk memasukkan anak2 gue ke New Arrival Program menggantikan sekolah mainstream mereka. Buat apa?? Mereka ga butuh belajar budaya Australia wong..busaya Indonesia jauh lebih kaya dan beragam dan jauh lebih layak untuk dipelajari, koq..

Friday 19 September 2008

Hidup Ini Bagaikan Roda

Tadi pagi gue nelepon nyokap gue di Jakarta. Yah..nanya2 kabar aja. Gue selalu nelpon ortu dan mertua gue seminggu sekali. Bahannya cuma info mereka keadaan cucunya dan sedikit2 curhat. Hehehe...

Nah..nyokap gue sharing tentang bahan persekutuan wanita di gerejanya minggu lalu. Themanya tentang anak. Jadi si pembicara ngejelasin kalo anak2 itu harus dibiarkan mandiri supaya bisa kuat. Dan dia mencontohkan keadaan sekarang yang tiap anak punya baby-sitter masing2. Di istilahkannya sebagai selir. Hehehe.. Kalo di keluarganya punya 3 anak, yah..3 selir lah..si keluarga itu punya. Si anak menjadi sangat bergantung dan ga mandiri karena semuanya akan selalu disediakan oleh selirnya itu, khan? Nah..pertanyaan timbul gimana saat si anak memasuki usia sekolah karena si selir ga boleh masuk kelas, khan? Trus...saat dia dewasa dimana segalanya adalah pertempuran satu lawan satu? Kalah, khan?

Muncul kemudian istilah 'hidup ini bagaikan roda'. Satu saat kita berada di atas. Dapat memenuhi segala sesuatu yang kita inginkan. Out of love, anak pun disediakan selir. Baik itu karena trend atau karena kita ga punya waktu ngurusin sendiri karena arisan ato sibuk kerja. Si anak tumbuh menjadi anak pembantu, manja, dan taunya cuma diurusin. Ga mampu mandiri. Setelah besar...kalah bersaing dengan anak2 yang memang diajarkan untuk mampu berjuang sendiri. Dan hidupnya yang di atas menjadi bertukar posisi. Dan hidup berulang kembali...

Gue sadar banget ttg prinsip ini. Makanya gue ga mau ikut campur dengan urusan anak2 gue di sekolah. Gue selalu mendukung guru2 anak gue, jarang2 komplen kecuali kalo udah keterlaluan dan prinsipil. Kalo mereka dihukum karena kelalaian, gue selalu menerimanya dengan lapang dada. Kalo mereka ga ngerjain pe-er, gue akan antar mereka sendiri langsung ke gurunya untuk minta maaf dan menerima hukuman. Gue tahu ga ada kegagalan dan kekalahan yang tidak ada manfaatnya.

Sama seperti saat pertama pindah ke Australia. Anak2 gue bilang kalo mereka ga mau diturunkan kelasnya kalo pindah ke sini. Gue berusaha mempertahankan level mereka ke kepala sekolah mereka masing2. Meminta supaya mereka dimasukkan ke level yang sama karena mereka layak untuk itu. Dan disetujui.. Gue kemudian bilang ke anak2 gue, kalo gue sudah ngelakuin bagian gue, sekarang giliran mereka harus berjuang untuk membuktikan kalau apa yang gue perjuangkan untuk mereka betul2 benar adanya. Gue katakan semua itu untuk mereka bahwa life is not always easy.

Yah...mudah2an mereka ngerti dan nangkap maksud gue. Hidup mereka masih panjang dan mungkin perjuangan mereka akan lebih berat karena dunia sekarang semakin kecil. But life is something worth to live in, just believe that Someone Greatest is always watching over you. Always..

Their 1st Swimming Lesson

Jadwal anak2 gue berenang adalah hari Senin pukul. 17.00. Gue belum daftarin Nathan karena dia masih flu. Entar, deh..mungkin next term. Tempat renang mereka ga gitu dekat dengan rumah karena yang dekat rumah khan gue lagi ambekin. Hhehehe... Kalo yang dekat rumah jaraknya cuma 5 menit driving, tapi kalo yang ini, yah...sekitar 10-12 menitan lah.. Ga jauh, khan? Lagian di sini ga pake acara macet, loh..

Jam 17.00 teng, kelas mereka mulai. Dan nyemplung lah tuh anak2 ke kolam. Kelas Ariel diajarin gaya bebas duluan. Dia ngajarin posisi kepala yang benar dan seperti yang gue duga, kayuhan tangan karena ternyata itu yang membuat badannya suka mutar selama ini. Renangnya ga lama-lama, cuma 30 menit ajah.. Tapi cukup efektif.

Sebenaranya Ariel dan Brian agak trauma dengan belajar renang karena gurunya di Batam agak 'demanding'. Jadi mereka ngerasa capek banget kalo selesai latihan. Sampe untuk kegiatan sekolah mereka juga wanti2 gue supaya jangan pernah daftarin mereka di kegiatan renang. Tapi setelah les hari pertama ini, mereka ngerasa senang dan semangat. Yah..gue jadi senang juga, deh..

Berikutnya gue booking SwimVac, untuk school holiday. Khan kita ga ada rencana mo kemana-mana. Soalnya suami gue ada meeting gede akhir bulan ini. Bos2nya pada datang dari London n gue banyak pe-er jadi...just stay at home, deh.. Nah, SwimVac ini program intensive ngisi liburan. Jadi gue daftarin juga untuk Nathan. Tadinya dia ga mau..trus..dengan Brian dibilangi kalo yang ini gampang banget. Cuma main2 ajah. Enak, koq.. Hahaha..Akhirnya mau deh dia ikutan.. Jadi gue aman...ga perlu berargumen lagi.

Swimming Assessment (2)

Hari ini udah lega. Semua tugas udah dikumpul dan artinya boleh mulai libur 2 minggu. Tapi istilah libur sebenarnya cuma pemanis di telinga aja. Karena sebenarnya tugas juga menumpuk. Gue punya 2 tugas hitungan, 1 tugas survey, dan 2 analysa. OMG..dan cobak tebak, semua menuntut untuk dikumpul minggu pertama setelah libur, yang artinya tgl. 8 dan 9 Oktober. Gue mulai mikir, ini sekolah atau kerja paksa, yah???

Yah..udah, ga usah dipikirin, entar tambah stress...jadi hari ini udah bersih2 rumah, termasuk ngepel (pssstt..yang seharusnya tugas suami gue tuh..), udah ngebumbuin masakan buat malam (ciieee...rajin, yee..) trus..tugas entar malam sudah ada 3 keranjang penuh yang sudah memohon-mohon untuk disetrika dari minggu kemarin. Hihihih...

Nah..gue kepikir aja buat sharing acara swimming assessment anak2 gue yang ke-2 setelah ngambek dengan yang pertama. Jadi ceritanya...setelah pulang sekolah, anak2 langsung gue bawa tempat kolam renang yang udah dibooking soalnya janjinya juga jam 16.15, khan.. Sampe di sana, setelah dikit bicara2 dgn receptionist-nya, langsung ke kolam, anak2 ganti baju dan nunggu sampe si mbak supervisor datang. Ga lama dia datang dan ngajak ke bagian tertentu dari kolam dan udah nunggu satu orang di kolam tsb.

Bedanya dengan kemarin adalah sekarang ada 2 yang akan meng-assessed, yaitu 1 supervisor yang ada di luar kolam dan satu lagi di dalam yang betul2 meng-instruksikan anak2 gue. Setelah dicoba meluncur pake board, anak2 gue di suruh renang tanpa board. Yah..mereka emang udah bisa, khan.. Trus..si yang di kolam renang ngelapor ke si mbak supervisor tentang level anak gue...n si supervisor lapor ke gue.

Dia duduk di samping gue dan cerita hasil assessment-nya. To be honest, hasilnya hampir ga beda jauh dgn yang pertama, sih... Cuma Ariel aja yang naik 1 level. Klu Brian tetap di level 'starter'. Tapi bedanya...Wendy ngejelasin semua kekurangan anak gue dan apa arti tiap level itu. Dan program mereka lakukan untuk assessed tiap anak untuk naik tingkat. Intinya...gue ngerasa dihargai sebagai ortu dan gue ngerasa dia paham kebutuhan anak2 gue. Yah..akhirnya ga jauh-jauh, sih...faktor subjektif, feeling accepted and appreciated. Hehehe... Trus..dia nawari anak2 gue langsung ikut latihan (karena mumpung kadung udah basah) for free. Isn't it great???

Sambil nunggu, gue perhatiin cara mereka ngajar. Ternyata mereka sangat concern masalah teknik. Setiap kelompok hanya diisi maksimal 5 anak dan 1 instruktuk dan 1 trainee (kalo ada). Setiap anak berenang betul2 diperhatikan dan langsung diperbaiki tekniknya. Gue baru nyadar kalo anak gue bisa renang, bisa ngeluncur tapi mungkin tekniknya belum benar. Contohnya, selama ini gaya bebas Ariel itu suka ga lurus. Dan gue perhatikan badannya suka muter. Nah..anak2 di sini nggak. Trus..gerakan tangannya juga agak patah2 dan ringan. Enak banget ngeliatnya.

Gue ga perlu cari-cari alasan lain, setelah selesai gue booking kelas yang pas dan daftar. Langsung gue bayar 1 bulan. Nahlo...khan, inilah contoh ortu yang bahagia. Hehehe...

Sunday 7 September 2008

Highest Place

Highest Place - Emu Music

This Sunday service in our church, the message was served by Mark Peterson with the topic 'Praise From the Heart'. It will be the 1st part of the 3 parts he will be given to us for the next 2 weeks. We used to know him as the music director in our church, Holy Trinity on North Terrace, rather than a preacher actually. It was the 1st time for us to hear him preached. It turned out well, in fact, and my husband liked the message so much and he was amazed that he could preached so well.

After the message, we sung this song. It inspired me to know more about him and this song. After looking around i finallly find this from imeem. Enjoy it and hope it gives you bless as it does to us.

More about him, you can just go to this address : http://www.markpeterson.bizland.com/index.html

Highest Place by Mark Peterson

Jesus Christ, in very nature God, Did not grasp hold of, His place on the throne, But took on the nature of a servant, Made himself nothing, born as a man.

Being found in appearance as a man, He was obedient to death on a cross. There he died, God, the Son, the Maker, A humble servant, showing the way.

Therefore God exalted him, To the highest place, And gave him the name above all names, So that at the name of Jesus, Every knee should bow, In heaven and on earth and under the earth, And every tongue confess that Jesus is Lord, To the glory of God the Father.

Repeat from the start

Friday 5 September 2008

Their Swimming Assessment

Gue baru pulang dari sekolah renang anak2, nih.. Belum, mereka belum mulai les di situ tapi hari ini adalah appointment mereka untuk di-assessed karena Ariel dan Brian khan udah pernah punya pengalaman latihan renang. Jadi..supaya bisa tahu levelnya di mana dan ditempati di level yang tepat, gitu maksudnya.. Sedangkan untuk Nathan bakal gue masuki di starter karna dia kan emang belum bisa renang sama sekali. Karena jadwalnya memang setelah pulang sekolah, yah..gue emang udah siapin pakaian dan kaca matanya waktu ngejemput. Jadi dari sekolah langsung deh kita ke stateswim dekat rumah gue.

Setelah ganti baju dan nunggu sebentar, akhirnya datang yang akan meng-assessed anak gue. Assessment-nya gimana? Gini nih, awalnya sang penguji nanya pengalaman anak gue. Yah..jujur aja gue bilang kalo Ariel udah bisa 3 gaya, yaitu dada, bebas dan punggung. Sedangkan Brian udah bisa gaya dada dan sebenarnya udah memulai gaya bebasnya. To be honest, gaya bebasnya Brian even lebih bagus dari Ariel, loh.. Setelah dapat info itu, anak2 gue diajak masuk ke kolam dan dibagiin board. Seumur-umur belajar renang mereka ga pernah pegang board, tuh. Gurunya di Batam ga suka. Tapi kayaknya di sini caranya gitu. Yah, kita biarkan aja dulu, yak?

Sambil duduk di pinggiran, gue ngeliat mereka agak bingung2, kayaknya mereka ga nangkap maunya sang penguji. Tapi gue biarin dan ga gue dekati. Pikir gue khan entar lagi juga bisa.. Yang diuji adalah, kepala disuruh tenggelami mungkin untuk nahan napas. Trus..mereka disuruh berenang pake board dengan menggunakan kaki. Udah..segitu aja. Awalnya gue kecewa koq ga dicoba ngeliat gaya2 renang mereka, yah? Tapi...sutralah..

Setelah selesai si penguji datangi gue dan info kalo anak2 gue masuk starfish aja karena mereka seemed gaya renangnya belum sempurna. Hhmmm..aneh juga setelah ngeliat dia ga liat gaya renang anak2 gue samsek, khan? Awalnya gue iya-iyain tapi setelah liat anak2 starfish, hhmm..kayaknya gue ga rela, deh. Masak les 3 tahun di Batam yang setiap 20 kali pertemuan gue bayar hampir 500rebu mo dianggap ga ada apa2nya. OMG.. Lagian klu anak2 gue di suruh belajar renang dengan para babies, hhmmm...kayaknya udah kelewatan.

Pulangnya gue marah ama anak2 trus..mereka bilang klu mereka ga ngerti si penguji bilang apa. Yah..sudlah.. Sampe di rumah, gue telpon other stateswim dan buat janji untuk assessment. Yah..maksudnya 2nd opinion. Klu emang ternyata hasilnya sama aja, yah..gue pasrah dong.. Berarti gurunya di Batam emang 'incompetence', hiks.. Sekalian gue informasiin klu mereka itu ga gitu bagus bahasa inggris-nya supaya mereka nge-tes juga lebih considered daripada biasanya. Kita liat aja hasilnya hari Senin, yah...

They all are piano students, finally..

Gue tahu banget kalo Brian is not really into music thing. Meskipun dia punya jari yang panjang dan lentur. Cuma..perasaannya ga cukup buat dia betah berlama-lama di depan piano aja. He is more in sport. Ini juga komentar salah satu orang tua di Tae Kwon Do training center anak2 gue kalo udah liat Brian ngelakuin 'jump kick'. Actually most of his kicks are fantastic!!

Tapi..semenjak Ariel dan Nathan are starting their piano lesson, jadi gue buati mereka jadwal latihan di rumah. Yah..ga lama2, koq. Paling 15 menit tiap hari juga udah cukup. Nah..si Brian yang emang sebelumnya udah pernah juga les sewaktu di Batam kayaknya mulai terganggu dengan aktifitas kedua saudaranya ini. Mulai deh..nanyain kapan bisa les drum-nya.

Setelah nagging beberapa kali, akhirnya suami gue 'bersabda'. Soalnya kalo ga pake Papanya yang ngomong, tuh anak ga akan diam2 mintanya. keputusan suami gue, dia )Brian, maksudnya, ga akan pernah dileskan drum sebelum les piano. Smart decision, right? So..setujulah dia.

Hari Rabu kemarin sekalian antar Nathan les, yah..gue nanya kapan Avril ada waktu lagi buat my 2nd lad. hehe..Avril adalah orang Inggris jadi dia suka manggil anak2 gue yang notabene adalah cowok semua 'lad' ketimbang 'boy'. Dia ngurangi waktu break-nya di Sabtu pagi jadi Brian dapat jadwal pukul 08.30 am hhmm..setelah itu Ariel pukul 09.00 am. Hhmm..lumayan jadi gue bisa sekalian antar mereka berdua. Avril juga pesan ke gue karena dia tahu banget juga tentang Brian, supaya kalo Brian ada keluhan atau apa aja yang membuat dia merasa tidak senang, just let her know!!

Ariel's Piano Grade

Hhmm..lagi nganggur, nih.. Klu Jumat ga ada kuliah dan kebetulan sekolah Ariel - Pedare Christian College - lagi pupil free day (kayaknya supaya bisa nonton Royal Adelaide Show, deh.. Btw, udah mulai belum yah? hehe..ngawur) jadi di rumah aja, setelah ngasih makan anak2 pengen nulis2 lagi sebelum nyicilin pe-er. Hiks..

Ceritanya si Ariel khan udah mulai les pianonya hari Sabtu kemarin. Setelah ngecek semua buku2 pianonya, kek si Czerny, J.S. Bach, Clementi, yah..the boring stuff lah. Akhirnya Avril (the piano teacher) bilang kalo Ariel berada di grade 2 ke 3. Dia sudah main beberapa lagu grade 3 tetapi masih punya kelemahan di material grade 2. Jadi sampai akhir tahun ini dia akan di push di grade 2 dan ujian grade itu bulan Mei nanti dan mulai January/February memulai grade 3 dan apabila sanggup akan ikut ujian grade 3 di bulan Oktober. Oh ya, grade ini adalah sesuai dengan grade dari ABRSM (Associated Board of the Royal Schools of Music).

Gue sih..ga papa dengan keputusannya. Toh, dia lebih tahu dan gue sadar banget kalo selama ini Ariel itu les khan ngasal banget. Jadi..at least he started to get organized now. Tapi..lain gue lain juga ama suami gue. Dia komplen, euy..menurut dia mestinya Ariel itu udah di grade 5. Haha..sok tahu, akh..

Setelah ngecek2 dan milih lagu2 pe-er untuk dia latih di rumah dari buku2 yang membosankan itu, Avrial nanya, "what kind of music do you play for fun?" O..ow..kayaknya ga ada, tuh.. Avril ketawa dan dia bilang, "I thought so.. That is why you got bored with it." Then..dia nyari2 music sheet yang kira2 Ariel bakal suka. Guess what, Ariel itu ternyata suka music yang jazz yang agak boogie style. Not just an easy jazz. Gue ga tahu kalo dia suka that kind of music. Dari karakternya dia sih..mestinya suka music2 Richard Clyderman. Hehe..kayak gue gitu maksudnya. hehe..ternyata selama ini lagu Richard kayak A Comme Amour, Ballade Pour Adeline, Souvenirs D'Enfance yang sering gue minta dia mainkan adalah lagu2 yag paling membosankan, katanya. OMG.. I was wrong!!

So..Avril janji akan belanja buku yang sesuai dengan music yang Ariel suka. Hhmm..can wait for the Saturday for him to get next lesson.

Monday 1 September 2008

Jerky Eye

Brian got the eye check up 2 weeks ago with one of the optometrist near our house. I brought him there since he did some mistakes in reading some words such as mistaken between e to i, h to t and else. He got it right at last after looking it carefully. So I thought he might need a pair of glasses to help him read. It was the same story when the optometrist asked me the reason I came.

Well, after several testings, the optometrist did not recommended Brian any glasses. Instead he suggested me to have Brian to see the specialist in behavioral optometrist down in CBD. He found that Brian had a jerky eye that not focus in tracking somethings. The left eye is worse that the right one. I was not really comfortable with the suggestion at first. But, he urged me to do it since he was not the best person who could suggest better treatment for Brian's. Well, what a hell I guess. I just need to get another optometrist to have 2nd opinion.

Then, few days ago while driving kids to their Tae Kwon Do training center. Brian whistled and he said while doing it the view was broken. Not too much, he said but it was cracked a little. Oh my God.. I could not say a word. I asked him more questions but he was not really sure how to described it. So well i might need the behavioral optometrist after all.

After consulting with my husband then I made an appointment with the specialist that was reffered to me before. I only got on Sept 26th and he asked me to bring some of Brian's works from school. I did some research to have an idea what the thing called 'behavioral optometrist' anyway. I found one from here : http://www.pave-eye.com/vision/symptoms.htm

This is not an easy moment for me but at least I need to know what is going on with Brian's eyes and hopefully it will not too late for him to get treatment. And..anyhow we are in Ausralia where we can get better treatment for him. Just wish us luck!!